Sudah hampir
15 tahun Akademi Angkatan Laut (AAL) dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
melakukan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Akademi Angkatan Laut (AAL)
adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Laut di Bumimoro, Surabaya. Akademi ini
mencetak Perwira TNI Angkatan Laut. Secara organisasi, Akademi Angkatan Laut
berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Laut dan berada di bawah
pembinaan Akademi TNI. Selama 15 tahun itu, Unesa diminta menguatkan cara mengajar di kalangan TNI-AL, terutama di Komando
Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal). Di sana Unesa diminta
untuk membantu microteaching dan AA (Applied
Approach), sebuah kursus untuk meningkatkan kualitas Tenaga Pendidik
(Gadik). Selama ini, tugas tersebut diserahkan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
sebagai penyelenggara pendidikan
bagi Kobangdikal.
PENGHARGAAN: Bentuk kerjasama FIP dengan Kobangdikal |
Pernyataan tersebut
dilontarkan oleh Drs. I Nyoman Sudarka, M.S., dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
yang juga penanggungjawab kerjasama tersebut. Menurutnya, permintaan kerjasama
itu datang dari Kobangdikal sendiri. Walaupun
di lingkungan militer, tapi mereka juga ingin tahu pendidikan, khususnya
pembelajaran. Karena itu, para instruktur di sana
membutuhkan pendidikan AA (Applied
Approach). Pendidik harus memiliki
kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Salah satu program
kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan pedagogis tenaga pendidik adalah
program PEKERTI atau Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional dan Applied Approach (AA).
“Sekalipun di tingkat militer, kompetensi mengajar mereka masih membutuhkan tambahan pengembangan. Karena itu, kami dari FIP menerjunkan sejumlah dosen ke sana atau mereka yang datang ke FIP untuk pembelajaran dan praktikum,” terang dekan yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (17/01/2013).
“Sekalipun di tingkat militer, kompetensi mengajar mereka masih membutuhkan tambahan pengembangan. Karena itu, kami dari FIP menerjunkan sejumlah dosen ke sana atau mereka yang datang ke FIP untuk pembelajaran dan praktikum,” terang dekan yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (17/01/2013).
Menurutnya,
ada sejarah tersendiri mengapa FIP yang menjadi penyelenggara pendidikan bagi
Kobangdikal. Semula, pendidikan budi pekerti ditangani oleh universitas dengan
anggaran yang tidak seberapa. Jika universitas mengeluarkan senior, tentu dana
untuk menutupnya tidak cukup. Karena itu, FIP tampil ke depan sebagai fakultas
yang bersedia menyelenggarakan pendidikan bagi Kobangdikal.
“Saya
pernah berbicara di forum PR4. Sekecil apapun permintaan kerjasama dari luar,
kita harus merespons positif. Mereka dari jauh mengenal Unesa karena punya
sesuatu. Mengapa harus ditolak, apalagi hanya karena masalah finansial,” tegas
dekan 62 tahun itu.
Akhirnya,
tugas tersebut diserahkan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan secara konsisten dan
berkelanjutan. Selama ini, ada sekitar 10—15 dosen FIP yang diterjunkan sesuai
mata kuliahnya masing-masing. FIP tidak pernah melihat dari segi finansial,
bahkan FIP memberi insentif kepada dosen yang dilibatkan.
“Biarlah
insentif yang tidak seberapa itu menjadikan motivasi bagi mereka. Dengan
begitu, pihak luar dapat menghargai Unesa karena kompetensi dan kewenangan yang
kami miliki,” ucap dekan kelahiran Denpasar itu.
Berkat perannya
tersebut, tahun 2013 lalu setiap dosen yang diterjunkan di Kobangdikal
mendapatkan penghargaan Satyalancana Dwidya Sistha, tanda penghargaan bagi
mereka yang telah melaksanakan perannya sebagai instruktur atau pelatih
militer. Selain satyalancana tersebut, masing-masing dosen juga mendapatkan
sertifikat. Sementara itu, kenang-kenangan yang pernah diberikan Kobangdikal pada
FIP sekarang dipajang di dalam ruang dekan. Kenang-kenangan tersebut antara
lain berupa lukisan dan trofi yang bertuliskan “Dikspespa DIK Tahun 2007
Sefungkhas—Pusdikbamin Kobangdikal” dan “Siswa Dikspespa DIK Tahun 2013
Pusdikbamin—Kobangdikal (San).
No comments:
Post a Comment