Rektor Muchlas Samani Bagi-bagi Topi Gratis
Hari ini, Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya
menyuguhkan kemeriahan. Di usianya yang ke-49 tahun, Unesa menggelar jalan
sehat bagi sivitas akademika dan masyarakat umum. Acara jalan sehat yang
dihadiri ratusan peserta itu ternyata juga bertepatan dengan ulang tahun bapak
rektor. Bagaimana perayaan ulang tahun Prof. Dr. Muchlas Samani di acara jalan
sehat hari ini?
Lagu
“Potong Kue” menggema di pagi yang cerah itu. Bapak rektor berdiri di atas
podium di bawah pamflet yang bertuliskan start
dan finish. Di hadapannya, sebuah kue
ulang tahun sengaja dipersembahkan untuknya. Setelah dipotong menjadi beberapa
bagian, potongan-potongan kue itu ia berikan pada jajaran penting Unesa. Ya,
hari ini Minggu, 15 Desember 2013, bapak rektor berulang tahun yang ke-62.
Tanggal ulang tahunnya tersebut kebetulan sama dengan pelaksanaan jalan sehat hari
ini.
TAMBAH USIA: Rektor Muchlas Samani menyempatkan memotong kue sebelum jalan sehat dimulai. |
Setelah
merayakan ulang tahun bapak rektor, suara letusan pistol menandai dimulainya
jalan sehat. Jalan sehat dimulai pukul 06.30 WIB dari GOR Bima Kampus Unesa
Lidah Wetan. Dengan penuh semangat, ratusan peserta mengayunkan langkah untuk
menyusuri rute yang telah ditentukan. Dengan dikawal oleh Unit Lantas Polsek
Lakarsantri, acara jalan sehat berlangsung lancar.
Dibandingkan
tahun lalu, rute jalan sehat kali ini berbeda. Hal itu mengingat belum
rampungnya pembangunan jalan di wilayah kampus Lidah. Tahun lalu, rute jalan
sehat melewati depan kampus FIP menuju pintu gerbang Unesa, lalu berbelok ke
Citraland dan masuk ke wilayah kampus FIK. Namun tahun ini, peserta jalan sehat
tidak melewati pintu gerbang Unesa. Rute dialihkan ke depan kampus FBS lalu
keluar dari FIK menuju Citraland. Setelah beberapa meter, berbelok lagi ke wilayah
kampus FIK tepatnya di sebelah timur lapangan atletik. Bila dibandingkan dengan
tahun lalu, rute kali ini jaraknya lebih pendek.
Setelah
jalan sehat berakhir, hadiah pun diundi. Sebelum pengundian hadiah, Unesa
sekali lagi merayakan ulang tahun bapak rektor di atas panggung. Masih tetap
dengan kue dan lagu “Selamat Ulang Tahun”, Prof. Muchlas lantas membagi-bagikan
topi gratis pada peserta. Topi tersebut dibeli dari penjaja topi keliling yang
banyak berseliweran di lokasi. Panitia melempar-lemparkan topi sehingga membuat
peserta berlarian ke arah panggung untuk memperebutkan topi Pak Rektor.
Hadiah
utama tahun ini adalah tiga unit sepeda motor, berbeda dari tahun lalu yang
hanya dua unit. Dua unit motor, Honda Versa dan Honda Revo dipersembahkan oleh
Bank BTN, dan satu unit motor Honda Beat dipersembahkan oleh Unesa. Honda Beat
dan Honda Revo dibawa pulang oleh karyawan Unesa, sedangkan Honda Versa digaet
oleh warga Babatan Surabaya. Selain sepeda motor, ada pula hadiah spesial
berupa 10 unit sepeda gunung Poligon
dan sederet hadiah lain seperti dua lemari es, 10 televisi berwarna 21” dan
14”, 10 kipas angin, 4 magic com, 2 tape compo, 2 DVD Player, serta 100 hadiah hiburan.
Di
sela-sela pengundian hadiah, disuguhkan banyak hiburan seperti musik dangdut,
karawitan, paduan suara, tari, dan ludruk. Berbeda dari tahun lalu yang
menghadirkan New Pallapa, tahun ini Unesa cukup memboyong mahasiswanya untuk
mengisi musik dangdut. Grup musik dangdut yang dipelesetkan dengan “New Palupa”
itu tidak kalah hebat dari orkes-orkes Melayu lain. Suara emas dua penyanyi
dari Jurusan Sendratasik itu mampu menyihir ratusan peserta untuk berdendang
dan berjoget. Sementara itu, karawitan dan ludruk ditampilkan oleh mahasiswa
dari Jurusan Bahasa Jawa. Ludruk Songgo
Mudo Budoyo, begitu namanya, berhasil mengundang gelak tawa peserta. Selain
itu, Jurusan Sendratasik masih tidak mau ketinggalan. Mereka mempersembahkan
sendratari Bedhah Bumi Lodoyo.
Sendratari yang pernah ditampilkan di Festival Reog Nasional di Ponorogo pada
November 2013 lalu itu berhasil menyedot perhatian peserta.
Dan
inilah yang menarik, penampilan dari anak-anak penyandang disabilitas.
Anak-anak berkebutuhan khusus itu menyanyikan lagu “Jangan Menyerah” dan
“Cintamu Sepuluh Ribu Tahun Lamanya”. Keikutsertaan anak-anak penyandang
disabilitas di acara Dies Natalis kali ini adalah terkait penghargaan yang
diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 29 Agustus 2013
kepada Rektor Universitas Negeri Surabaya sebagai kampus inklusif. Penghargaan
tersebut menjadi tantangan bagi Unesa untuk mewujudkan kampus yang ramah bagi
mahasiswa disabilitas. Mendasari semangat untuk membantu menyejahterakan
mahasiswa disabilitas Unesa, maka dibentuklah Pusat Studi dan Layanan
Disabilitas (PSLD). PSLD ini didukung oleh para dosen dan relawan, baik dari
mahasiswa maupun para ahli dan praktisi di bidang pendidikan khusus.
Sekretariat PSLD ini berada di Gedung O5, lantai 1 FIP Unesa.
Masih
sama seperti tahun lalu, acara jalan sehat kali ini juga menampilkan bazar. Ada
bazar makanan, minuman, bros, baju, dan pameran anak-anak SM3T. Untuk pameran
SM3T, ditampilkan pajangan khas daerah, baju adat Sumba dan makanan khas daerah
Talaud dan Maluku Barat Daya seperti sagu, otong, sayur bunga pepaya,
colo-colo, sambal, ikan asar bubara, sayur singkong, sirih pinang, pala, dan
cengkeh. Selain itu, dijual pula foto-foto SM3T dan buku “Berbagi di Ujung
Negeri” karya ketua SM3T Unesa, Lutfiyah Nurlaela dan “Dream Action and Love”
karya mahasiswa SM3T, Ali As’ari.
Penyelenggaraan
jalan sehat tahun ini menuai komentar dari sivitas akademika dan masyarakat
luar. Ahmad Fayaqun, karyawan tata usaha dari Jurusan Pendidikan Kesehatan dan
Rekreasi FIK mengaku suka dengan sendratari Bedhah
Bumi Lodoyo. Ia berharap tahun depan ada penampilan tari serupa.
“Jalan
sehat kali ini tidak mengecewakan, terutama untuk pentas tarinya. Semoga tahun
depan ada lagi pentas tari yang ditampilkan sehingga muncul generasi-generasi
baru,” ujarnya.
Berbeda
dengan Ahmad, Hendrawati yang berasal dari luar Unesa mencoba memberi komentar.
“Saya
baru pertama kali mengikuti jalan sehat. Mestinya di depan panggung juga diberi
tenda agar tidak panas. Tapi untuk acaranya, saya kira bagus. Saya suka dengan
tarinya,” tutur perempuan yang datang jauh-jauh dari Bojonegoro itu (San).
No comments:
Post a Comment