Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan,
M.A.
(Dekan Fakultas Bahasa dan
Seni)
|
Apa
makna Dies Natalis bagi Anda?
|
Dies
Natalis adalah sebuah peristiwa penting. Titik ini akan menggiring ke
masa-masa awal Unesa berdiri. Bertambahnya usia selalu dibarengi
dengan pengharapan akan makin bertambahnya kedewasaan dalam semua aspek.
|
Apa
harapan Anda di usia yang ke-49?
|
Semua
kembali ke tema Dies Natalis tahun ini “Unesa Siap Menyongsong ASEAN
Community”. Sesuai tema tersebut, Unesa diharapkan mampu memperbanyak
kerjasama internasional.
|
Apa
saran/masukan untuk Unesa di usianya yang ke-49?
|
Unesa
harus berupaya memberikan bekal terbaik bagi mahasiswa calon lulusannya.
Bekal itu ialah pembiasaan berada pada lingkungan akademik internasional. Hal
itu karena pada 2015 mendatang, siap atau tidak, bangsa Indonesia harus mampu
bersaing dengan sumber daya manusia negara-negara di wilayah Asia Tenggara.
|
Dr. Syamsul Sodiq, M. Pd.
(Kaprodi Bahasa dan Sastra
Indonesia, FBS)
|
Apa
makna Dies Natalis bagi Anda?
|
Dengan
adanya Dies Natalis kita dapat mengingat masa-masa kelahiran. Di sana ada
suka cita, semangat, dan mimpi. Kita selalu punya mimpi untuk masa depan.
|
Apa
harapan Anda di usia yang ke-49?
|
Di
Surabaya ada tiga perguruan tinggi besar yang dapat dijadikan bandingan. ITS
dengan ilmu tekniknya, Unair dengan ilmu murninya, dan Unesa dengan pendidikannya.
Di luar itu, masih ada perguruan-perguruan tinggi lain dengan spesifikasinya
masing-masing. Apapun itu, di dunia pendidikan Unesa harus menjadi rujukan
satu-satunya.
|
Apa
saran/masukan untuk Unesa di usianya yang ke-49?
|
Mari
kita punya mimpi, khususnya di jurusan. Jurusan apa pun di Unesa harus dikenal
secara spesifik dari kekhasannya. Dan predikat itu tidaklah kecil, namun
besar.
|
Drs. Suwarno Imam Samsul, M.
Pd.
(Kaprodi Bahasa Jerman, FBS)
|
Apa
makna Dies Natalis bagi Anda?
|
Dengan
adanya Dies Natalis, kita dapat melihat seberapa jauh kita berjalan. Di titik
inilah, kita harus mampu mengintrospeksi diri.
|
Apa
harapan Anda di usia yang ke-49?
|
Menjadi
perguruan tinggi yang semakin dewasa, dalam arti mampu membenahi kondisi
terburuk pun.
|
Apa
saran/masukan untuk Unesa di usianya yang ke-49?
|
Di
dunia ini tidak ada yang sempurna. Kesempurnaan pun juga tidak mungkin
dicapai. Paling tidak Unesa bisa mandiri, terutama dalam hal penganggaran.
Artinya, Unesa harus bisa income
generating, memanfaatkan kekuatannya sendiri untuk bisa memperkuat
anggaran. Caranya bisa dengan memanfaatkan sarana dan menjual Unesa dari sisi
akademik, sehingga tidak terus-menerus mengeruk SPP dari mahasiswa.
|
Drs. Suharmono Kasiyun, M. Pd.
(Dosen Sastra Bandingan di
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia)
|
Apa
makna Dies Natalis bagi Anda?
|
Secara
umum Dies Natalis adalah ulang tahun. Melalui Dies Natalis itu, kita dapat
merefleksikan apa yang telah dicapai Unesa pada tahun sebelumnya. Dengan
begitu, kita dapat membuat semacam jangkauan masa depan untuk hal-hal yang
lebih baik lagi.
|
Apa
harapan Anda di usia yang ke-49?
|
Semoga
Unesa menjadi perguruan tinggi yang diperhitungkan, tidak hanya di mata
nasional, tapi harus melenggang ke kancah internasional.
|
Apa
saran/masukan untuk Unesa di usianya yang ke-49?
|
Unesa
harus meningkatkan profesionalisme dosen, sehingga paling tidak jumlah
profesor bisa menunjang kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu,
fasilitas untuk dosen dan mahasiswa harus ditingkatkan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan baik.
|
Nur Wakhid Hidayatno, S. Sn.,
M. Sn.
(Dosen Seni Patung di Jurusan
Pendidikan Seni Rupa, FBS)
|
Apa
makna Dies Natalis bagi Anda?
|
Dies
Natalis bisa diartikan sebagai unjuk kebolehan. Yang mesti dipertontonkan
adalah produk dari masing-masing jurusan. Produk tersebut berupa ilmu yang
harus diaplikasikan nyata untuk masyarakat.
|
Apa
harapan Anda di usia yang ke-49?
|
Lulusan
Unesa telah dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan, sikap yang baik,
serta kecerdasan spiritual, intelektual, sosial dan emosional. Semoga
lulusan Unesa dapat sepenuhnya berguna bagi masyarakat.
|
Apa
saran/masukan untuk Unesa di usianya yang ke-49?
|
Tidak
hanya wajah, tapi isi juga harus bagus. Artinya, lulusan Unesa harus
mengintegrasikan diri dengan lingkungan dan mengabdikan diri kepada
masyarakat. Mereka harus berkompetisi secara sehat dan sportif.
|
Agung Ari Subagyo, M. Fil. I.
(Dosen Agama Islam di Jurusan
Desain Grafis, FBS)
|
Apa
makna Dies Natalis bagi Anda?
|
Dies
Natalis adalah sebuah sarana introspeksi diri untuk memaknai peran
pendidikan.
|
Apa
harapan Anda di usia yang ke-49?
|
Berharap
sekali Unesa lebih memberi perhatian pada materi-materi spiritual untuk
menunjang pendidikan karakter mahasiswa.
|
Apa
saran/masukan untuk Unesa di usianya yang ke-49?
|
Unesa
seyogyanya juga memperhatikan nuansa-nuansa spiritual di lingkungan kampus.
Dimulai dari hal kecil saja, seperti penyelenggaraan kegiatan agama oleh BEM
Jurusan.
|
Prof. Dr. Udjang Pairin, M. Pd.
(Dosen Linguistik di Jurusan
Pendidikan Bahasa Daerah, FBS)
|
Apa
makna Dies Natalis bagi Anda?
|
Dies
Natalis adalah memperingati hari jadi. Peringatan ini adalah kesempatan emas
untuk menata lebih baik umur yang makin dewasa ini.
|
Apa
harapan Anda di usia yang ke-49?
|
Peringatan
Dies Natalis ini hendaknya menggambarkan kemajuan dari waktu ke waktu
terutama dalam hal tridarma perguruan tinggi. Di bidang pendidikan, akan lebih baik bila Unesa mau menata SDM
dosen dengan cara dikuliahkan sehingga terbentuklah pengajar yang
profesional. Di bidang penelitian, diharapkan Unesa memberi kesempatan pada
semua dosen untuk terlibat dalam penelitian sehingga bisa ditandingkan secara
kompetitif sampai kancah internasional. Sedangkan di bidang pengabdian,
diharapkan Unesa dapat merangkul lembaga-lembaga terkait seperti sekolah atau
penyandang dana sehingga bisa memberi semacam peluang untuk meningkatkan
kualitas sekaligus mendekatkan misi dan visi perguruan tinggi pada
kepentingan nyata di masyarakat.
|
Apa
saran/masukan untuk Unesa di usianya yang ke-49?
|
Unesa
harus memperbaiki SDMnya. Selama ini, Unesa belum memberi kontrol pada
sekolah beasiswa. Mahasiswa yang selama kuliah mendapatkan beasiswa malah
tidak lulus-lulus. Sudah banyak kasus seperti itu. Karena kontrol yang lemah
tersebut, tidak ada motivasi yang mengikat. Tujuan menyekolahkan menjadi
tidak efektif lagi. Bagi mahasiswa semacam itu, kuliah mungkin adalah hobi.
Tidak hanya mahasiswa, dosen juga demikian. Gaji sudah masuk rekening, tapi
dosen tersebut malah jarang mengajar. Itu menandakan bahwa aturan yang baik
belum tentu mengikat.
|
No comments:
Post a Comment