Background

Friday, March 1, 2013

Adhik Octa Prihatini, Wisudawan Terbaik FIK

Semua untuk Klub

Hanya dalam 7 semester, Adhik Octa Prihatini, begitu namanya, berhasil menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Evaluasi Kondisi Fisik Atlet Ikatan Pencak Silat Indonesia Cabang Bojonegoro”. Mahasiswi dari jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan itu berhasil meraih ipk tertinggi sebesar 3,59. Mahasiswi yang sehari-harinya dipanggil Octa itu mengaku memilih judul tersebut karena pencak silat merupakan salah satu olahraga budaya asli bangsa Indonesia. Di Bojonegoro, pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang diperhitungkan selain panahan dan sepakbola karena turut menyumbang medali dalam berbagai even, baik level Jatim maupun Nasional. Untuk itulah, perlu kiranya mengevaluasi kondisi fisik atlet IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia ) Cabang Bojonegoro, khususnya atlet kategori tanding putra remaja.


“Saya mengambil 5 komponen yang berpengaruh dalam pencak silat kategori tanding yaitu kelentukan, kerja otot tungkai, kekuatan otot lengan, kelincahan, dan daya tahan. Teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran,” ungkap mahasiswa yang memiliki hobi renang, travelling, dan bermain video games tersebut.
Saat ditanya apakah ia akan menindaklanjuti skripsinya tersebut, mahasiswa yang tinggal di Jalan MT. Haryono nomor 146 Bojonegoro itu menjawab mantap. Ternyata Octa mempunyai rencana untuk memberikan hasil penelitiannya pada klub IPSI dan PBVSI Cabang Bojonegoro yang aktif ia ikuti.
“Hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan penyempurnaan dalam pembuatan dan pelaksanaan program latihan. Saya juga memberikan hasil penelitian tersebut untuk sub-sub ranting di sekitar klub sebagai bahan pertimbangan dalam membuat program latihan dan kami juga melakukan diskusi, bagaimana tes pengukuran menjadi sangat penting dalam rangka mencapai prestasi yang maksimal,” terang mahasiswa yang sangat membenci narkoba tersebut.
Saat dikabarkan menjadi mahasiswa dengan peraih IPK tertinggi, Octa mengaku senang dan bangga. Terlebih ia dapat membuktikan bahwa apabila kita mempunyai target dan mau memperjuangkannya, kita pasti bisa meraihnya. “Semua rasa senang dan bangga ini tidak lebih untuk membanggakan kedua orang tua saya,” tambah mahasiswa kelahiran Ngawi, 17 Oktober 1990 tersebut.
Tak diragukan lagi, sederet prestasi berhasil disabet Octa selama di bangku sekolah dulu. Ia pernah menyabet juara I ganda putri POMDA tahun 2009, juara II invitasi pencak silat antarpelajar Universitas Gajayana Malang tahun 2008, juara III tunggal putri olimpiade olahraga siswa nasional tingkat provinsi tahun 2008, juara III kelas B  putrid pekan olahraga pelajar SMA tahun 2007, mengikuti pelatihan senam kebugaran jasmani Indonesia  tahun 2012, peserta pelatihan wasit bola voli putri indoor tingkat daerah tahun 2012, serta Participant on International Conference on Sport Industry tahun 2011. Ke depannya, ia bercita-cita ingin menjadi pelatih yang sukses.
“Sukses disini bukan berkenaan dengan materi, tapi sukses dalam arti saya dapat membagi ilmu dan pengalaman sehingga dapat menciptakan atlet-atlet berprestasi yang tentu tidak hanya baik dalam hal teknik dan taktik tapi juga berkarakter. Saya belum tahu berapa % saya berada, namun saya membangunnya sekarang dari hal yang terkecil,” aku Octa.
Kepada mahasiswa Unesa Octa berpesan untuk lebih berprestasi.
“Seorang mahasiswa harus punya target, untuk apa dia kuliah, kapan dia menyelesaikan kuliahnya, dan menjadi apa setelah kuliah. Jangan bosan-bosan bertanya ketika belum mengerti, dan satu hal yang paling penting “musuh terbesar kita adalah diri sendiri”. Kesuksesan tidak akan pernah beriringan dengan kata malas. Lakukan apa yang bisa kita lakukan sekarang, karena waktu hanya berjalan sekali,” ujar mahasiswa yang juga ingin mengajar tersebut (San).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

1 comment:

  1. woooww mbak okta keren yaa nilai nya baguss, pake pencak silat yang di usung jadi skripsweetnya, hihihi :D

    ReplyDelete