Sempat Tidak Serius Kuliah
“Hadir dan mengalir. Hadir berarti keberadaan saya diakui oleh
lingkungan dimana saya berada. Mengalir berarti mampu memberi manfaat bagi
sesama dalam harmoni kehidupan”
Itulah prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Samsul
Hadi, alumni Universitas Negeri Surabaya angkatan 1972. Melanglang buana
sebagai seorang pengusaha sukses, direktur PEAC Bromo (Promoting Enterprise
Access to Credit) ini sibuk dengan
profesinya sebagai social enterpreneur untuk urusan bisnis, asosiasi
bisnis, komunitas bisnis, dan organisasi sosial.
Sumber: peacbromo.co.id
PEAC Bromo
PEAC Bromo adalah perusahaan yang bergerak di bidang Social Investment,
Community Development, dan Business Development. Didirikan pada
tahun 2004, sebagai upaya untuk membantu Usaha Kecil menengah (UKM) dalam
memperbaiki performa bisnisnya melalui peningkatan akses ke sumberdaya
produktif, inovasi, akses pembiayaan, dan pemasaran.
Sebagai
lembaga yang bergerak di bidang bidang Social Investment, Community
Development, dan Business Development, PEAC Bromo sejak awal
berdirinya turut aktif berkontribusi di dalam menyelesaikan problem nasional
terutama dibidang Usaha Kecil dan Menengah. Aktivitas tersebut merupakan
salah satu langkah lembaga dalam memperkuat kapasitas pendampingan dan
pemberdayaan masyarakat khususnya melalui program penguatan usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM).
“Negara
sejahtera bila sebagian besar rakyatnya mampu menopang pendapatan negara
melalui bisnis yang kuat. Jumlah usaha di Indonesia didominasi oleh UKM, yakni
lebih dari 99 persen. Namun kualitas bisnis UKM masih jauh dari harapan. Saya
melihat ada peluang besar untuk berkontribusi memajukan Indonesia melalui
pemberdayaan UKM. Itulah yang memotivasi saya untuk terjun ke bidang usaha
kecil dan menengah ini,” terang pria kelahiran Kediri, 21 april 1965 itu.
Pria yang
akrab dipanggil Cak Sam itu tidak menyangka akan berprofesi sebagai social
entrepreneur. Ia
mengaku lahir dan besar di lingkungan urban perkotaan di kota kecil
yang heterogen. Ada banyak etnis di sana. Juga ada beragam agama yang hadir.
Watak terbentuk untuk toleran, care,
dan membaur dengan beragam manusia. Lingkungan bisnis juga tidak asing karena
orang tua yang berprofesi sebagai polisi berpangkat rendahan juga berbisnis di
sela-sela menjalankan tugasnya. “Mungkin itulah yang membuat saya familiar
dengan problema sosial,” imbuhnya.
PB, begitu
sebutnya, hadir sebagi jawaban atas lemahnya peran intermediasi lembaga
pembiayaan (bank dan non bank) kepada UKM.
Sumber: peacbromo.co.id
“Shareholders PEAC Bromo adalah Jawa Pos
Group bersama saya dan kawan2 di BDS Indonesia (business development services). Pendirian PEAC Bromo difasilitasi
oleh Bank Indonesia, Swisscontact, IFC-Pensa (World Bank Group), dan Pemprov
Jatim. Sebagai start up business,
tidak mudah mengoperasikan PEAC Bromo. Visi yang diembannya tidak mudah, bahkan
cenderung sulit. Namun berkat dukungan semua pihak, PEAC Bromo mampu hadir
memberi solusi bagi problem UKM, khususnya dalam hal intermediasi,” terang
Samsul.
Di PEAC Bromo
terdapat 5 karyawan tetap, 7 auditor, 8 staf lapangan, dan 12 consultant associate. Ada kualifikasi
tertentu jika ingin bergabung bersama PEAC Bromo. Sebagai perusahaan yang
produk utamanya berupa jasa konsultan, SDM konsultan yang berkualitas adalah
hal yang mutlak, tidak bisa ditawar. Kualitas tersebut disesuaikan dengan
bidang keahlian yang dibutuhkan perusahaan. Hal tersebut diperkuat dengan
training internal maupun eksernal yang diikuti para karyawan PEAC Bromo untuk
terus menerus meningkatkan kompetensinya. Saat berdirinya PEAC Bromo, ternyata Samsul
tidak langsung diangkat menjadi direktur.
“Saat
pendirian PEAC Bromo, saya di posisi komisaris. Komisaris utamanya saat itu
adalah Arif Afandi, mantan wakil walikota Surabaya yang sekarang menjadi Dirut
BUMD PWU. Beliau mewakili Jawa Pos Group. Pada tahun 2007 perusahaan menetapkan
visi misi baru. Dan itu butuh tim direksi yang kuat. Maka saya diminta untuk
menjadi nakhoda PEAC Bromo. Alhamdulillah, sampai hari ini bisa berjalan sesuai
harapan,” ujarnya lega.
Dengan membuka
cabang di Jakarta dan Malang, PEAC Bromo mengandalkan pengalaman kerja dengan
komunitas UKM dan jaringan kerja yang luas di seluruh Indonesia. Pelatihan
manajemen bisnis adalah program rutin selain program lain yang telah dilakukan,
seperti inovasi dan teknologi, pelatihan dan pendampingan, pengembangan
kewirausahaan, akses pembiayaan, dan akses pemasaran. Karena berbentuk PT, dana
berasal dari bisnis yang digelutinya: jasa konsultasi, jasa pelatihan, jasa
pendampingan, fee akses pembiayaan, fee akses pemasaran, fee audit, dan lain-lain. Dari sekian
banyak mitra kerja, terdapat nama-nama yang paling banyak memberi dampak baik
bagi kemajuan PEAC Bromo. Dari pemerintah adalah Kementerian Koperasi &
UKM, dari BUMN adalah PTPN – X, dari perusahaan swasta adalah PT Holcim, serta
dari asosiasi bisnis diantaranya yaitu asosiasi BDS Indonesia dan Working Group
Pendampingan KUMKM Nasional.
Selama
melanglang buana, PEAC Bromo tentu pernah mengalami jatuh bangun. Perusahaan
yang awal pendiriannya diprakarsai oleh berbagai lembaga besar, ternyata harus
merevisi secara mendasar visi dan misinya di tahun ketiga.
“Hal tersebut
dikarenakan terjadi perubahan signifikan di eksternal perusahaan yang mau tidak
mau harus direspon dengan segera. Juga berkurangnya dukungan para mitra pendiri
PEAC Bromo (sesuai dengan perjanjian awal, mereka memberi dukungan selama 2-3 tahun),
menyebabkan PEAC Bromo harus menyusun ulang rencana bisnisnya agar mampu
mandiri, berkelanjutan, dan semakin eksis,” tutur Samsul.
Sebagai
seorang direktur, Cak Sam memiliki keinginan terpendam yang selama ini belum
tercapai untuk memajukan PEAC Bromo. Ia bertekat untuk membuat sistem
konsultasi bisnis.
”Selama ini
kualitas layanan ditentukan oleh kualitas individu. Sehingga acapkali didapati
pelayanan yang fluktuatif. Dengan adanya sistem yang baik, diharapkan kualitas
layanan kepada klien akan bisa dipertahankan dengan sebaik-baiknya,” tandas
pria asli Kediri tersebut.
Target Hidup
Sebagai
seorang manusia biasa, tentu Samsul ingin semua target hidupnya tercapai. Samsul
mempunyai pemikiran bahwa manusia baru beroleh derajat bila dapat memberi
manfaat bagi sesama. Target hidup selalu diperbaharui setiap tahun,
menyesuaikan dengan kondisi sekitar dan kesiapan diri. ”Khoirunnas anfauhum
linnas,” kata Samsul mantap.
Dalam
mengemban visi-misi keilmuan kepada masyarakat itu, Samsul merasa target
hidupnya sebagian besar sudah terpenuhi. Optimal atau tidaknya tergantung pada
hasil kemudian.
“Peran kita
akan optimal bila mampu masuk ke dalam ranah kebijakan. Sejak tahun 90an saya
memperjuangkan hadirnya business
development services bagi UKM yang terjangkau dan berkualitas serta
bersinergi dengan pemerintah dan swasta. Sejak 2002 telah berhasil saya dirikan
Asosiasi Business Development Indonesia yang memiliki cabang di semua provinsi
di seluruh Indonesia. Tahun 2008 berhasil memasukkan peran BDS-P ke dalam
Undang-Undang nomor 20 tentang usaha
mikro kecil dan menengah. Dan saat ini tengah bekerja keras mewujudkan model
pendampingan terintegrasi dengan mendirikan Pusat Layanan Usaha Terpadu. Tahun
ini dibangun PLUT di 21 titik. Tahun depan 50 titik. Diharapkan akhir 2017
sudah terbangun PLUT di semua kabupaten/kota,” bebernya penuh harap.
Kehidupan Pribadi
Bapak tiga
anak yang tinggal di Jalan Manyar Indah XII/Blok AB-11 Surabaya itu mengaku
bahwa waktunya bersama keluarga telah tersita karena padatnya aktivitas. Namun
ia tetap berusaha untuk menjalin komunikasi melalui telepon dan internet.
“Keluarga juga penting, dan ini cukup membantu,” cetusnya.
Samsul sangat
menyayangi istri dan anak-anaknya. Arti Artati Nangin, istrinya, bekerja
seharian penuh di PMA dari Senin sampai Jumat.
“Itulah
sebabnya kami memutuskan menyekolahkan 3 anak kami di sekolah yang menerapkan full day school. Pilihan kami jatuh ke
Sekolah Alam Insan Mulia. Sejak PG/TK, mereka sekolah di sana. Sampai saat ini,
mereka masih kerasan belajar di SAIM. Vania, anak pertama saya, saat ini duduk
di kelas VIII, menjabat sebagai ketua OSIS setelah menang mutlak hampir 80% di
pemilihan langsung. Vania juga pernah juara lomba menulis tingkat nasional,
berhadiah liburan ke Bali. Anak ke-2, Aaqila. Duduk di kelas VII SAIM. Pribadi
yang sangat peduli kepada saudara dan kawan-kawannya. Bersama dengan
sahabat-sahabatnya, mereka baru saja memenangkan lomba Pop Group Deteksi Jawa
Pos. Yang ragil, Hata Adiatha. Baru kelas IV SD. Hobinya sepakbola dan renang.
Bersama timnya pernah mengalahkan tim SD Internasional Jepang Surabaya dalam
pertandingan persahabatan sepakbola,” akunya senang.
Saat ditanya
tentang cita-cita hidup yang belum tercapai, Samsul mengaku ingin mendirikan
sekolah unggulan berbasis pendidikan karakter.
“Saat ini
sudah merintis berupa PAUD di Kediri. Sejak awal PAUD tersebut menolak calistung diajarkan di
PG/TK, karena merusak tahapan pembelajaran anak. Alhamdulillah saat ini
pemerintah sudah tegas melarang calistung sebagai test masuk ke SD,” ujarnya
sambil tersenyum.
Unesa
Semasa di
Unesa, Samsul sempat aktif di beberapa organisasi, yaitu di HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan) dan di BNC (Biology Natural Club). Pada masa itu, mantan
mahasiswa yang mengidolakan Bu Wati tersebut sempat tidak serius belajar.
“Saya belajar
serius di kampus IKIP kira-kira sampai semester 5 saja. Selebihnya banyak waktu
yang saya gunakan untuk berkumpul dengan kawan-kawan dari ITS dan Unair untuk
belajar banyak hal. Ketidakseriusan saya kuliah di kampus IKIP tersebut
dikarenakan kekecewaan saat semester lima diminta menggantikan sementara
mengajar Biologi di salah satu SMA di Surabaya tengah. Saya berpikir bila
mengajar 4x perbulan, maka honor saya adalah sebesar Rp2500,00x4. Ternyata saya
salah hitung. Honor Rp2500,00 perjam tersebut adalah honor sebulan. Uang
tersebut tidak cukup hanya untuk sekedar pengganti biaya transport. Maka sejak
itu saya putuskan saya harus bisa bekerja selain mengajar. Mengajar adalah
pilihan terakhir, bila memang tidak ada lagi yang bisa saya kerjakan. Tentu
situasinya berbeda dengan saat ini, dimana penghargaan kepada profesi guru
sudah sangat memadai,” keluhnya panjang lebar.
Sebagai
seorang mahasiswa, Samsul juga mempunyai cerita nakal yang ia lakukan bersama
kawan-kawannya dulu. Pak Ghozi (almarhum) adalah dosen matakuliah kimia.
Orangnya disiplin, tidak boleh ada yang terlambat kuliah. Suatu saat beliau
datang terlambat. Karena ditunggu 10 menit tidak datang, anak-anak satu kelas
sepakat untuk keluar ruang kuliah. Pak Ghozi pun kelimpungan saat mendapati
ruang kelasnya kosong melompong. “Kalau dihitung-hitung rugi juga, wong sudah bayar kok nggak mau kuliah,” cetusnya sambil
tertawa.
Di akhir
obrolannya, Samsul sempat berpesan kepada mahasiswa Unesa agar mereka dapat
berprestasi.
“Sedari awal
tetapkan tujuan hidup dan tujuan kuliah dengan tegas dan jelas. Gunakan
kesempatan belajar di kampus untuk membangun live skills yang sangat dibutuhkan saat hidup di masyarakat nanti.
Apa sajakah itu? Jujur, tertib, disiplin, dan bertanggungjawab. Juga perlu
belajar berorganisasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Semuanya tersebut
mutlak diperlukan bila ingin sukses dalam hidup. Belajar rajin dan tekun tentu
wajib. Namun itu saja tidak akan cukup membawa anda ke jenjang kesuksesan,” ujar
pria lulusan S3 UNS tersebut (San).
Biodata
Pribadi
Nama Lengkap: Samsul Hadi
|
Nama Panggilan : Cak Sam
|
Tempat, tanggal lahir :
Kediri, 21 april 1965
|
Alamat asal : Jl. HOS
Cokroaminoto No. 16 Pare, Kediri, Jatim
|
Alamat sekarang : Jl. Manyar
Indah XII / Blok AB-11 Surabaya
|
Riwayat Pendidikan
1.
SD : Muhammadiyah Pare Kediri
Mulai tahun 1972 s/d 1978
2.
SMP : SMP Negeri Pare
Mulai tahun 1978 s/d 1981
3.
SMA/SMK : SMA Negeri Pare
Jurusan : IPA
Mulai tahun 1981 s/d 1984
4.
Perguruan Tinggi
a.
S1
Di IKIP Negeri Surabaya
Jurusan Pendidikan Biologi
Mulai tahun 1985 s/d 1990.
b.
S2
Di Univ Narotama
Jurusan Manajemen SDM
Mulai tahun 1997 s/d 1999
c.
S3
Di UNS Surakarta
Jurusan Pemberdayaan Masyarakat
Mulai tahun 2012 s/d 2013
|
No comments:
Post a Comment