Background

Friday, March 1, 2013

Fifi Nurmaningtyas, Wisudawan Terbaik FIP

Menjadi Terapis untuk Anak Autis

Menamatkan semester 9-nya dari jurusan psikologi Universitas Negeri Surabaya, Fifi Nurmaningtyas, begitu namanya, berhasil menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Gambaran Sibling Rivalry pada Anak ASD (autistic spectrum disorder) dan Saudara Kandungnya (Studi Kasus di Sekolah At-Taqwa Surabaya)”. Mahasiswa yang sehari-harinya dipanggil Fifi ini mengaku memilih judul tersebut karena tertarik pada permasalahan gangguan autis yang kemudian memunculkan pertanyaan bagaimana hubungan mereka dengan saudara kandungnya. Dalam hal ini Fifi lebih memfokuskan pada hubungan persaingan antarindividu.

SAYANG ANAK: Fifi (jilbab biru) berfoto bersama anak-anak penyandang autis.


“Permasalahan persaingan pada saudara kandung salah satunya adalah penyandang autistic spectrum disorder. Cara penyelesaiannya lebih pada peran orang tua yang diharapkan dapat bersikap adil sesuai kondisi anaknya,” ungkap mahasiswa yang memiliki hobi memasak dan menulis itu.
Proses pembuatan skripsi tersebut ternyata juga sejalan dengan profesi Fifi saat ini sebagai terapis di sekolah islam yang menangani anak-anak autis. Peraih IPK 3,68 tersebut juga bertekat untuk memperdalam studi autisnya dengan menulis buku tentang anak autis.
“Melalui cara-cara tersebut saya berharap dapat mengimplementasikan skripsi saya pada masyarakat, karena generasi muda adalah tonggak penerus dalam memajukan kehidupan bangsa,” ujar mahasiswa yang juga pernah menjadi guru ekstra selama satu tahun di SMA Negeri 13 Surabaya tersebut.
Perempuan yang sudah berkeluarga tersebut mengaku butuh perjuangan berat saat menyusun skripsinya.
“Waktu itu saya sedang hamil, jadi butuh tenaga ekstra tentunya. Namun setelah mengetahui bahwa saya adalah peraih IPK tertinggi se-FIP, saya betul-betul kaget luar biasa. Sebenarnya semua tak lepas dari kemudahan yang telah Alloh berikan, dan tentu saja doa dari orang tua. Jadi, saya tidak mungkin berada pada pencapaian ini tanpa dua hal tersebut,” ungkap Fifi bangga.
Setelah lulus, perempuan kelahiran Kediri, 1 Februari 1990 itu akan melanjutkan impiannya untuk menjadi seorang pendidik. Kepada mahasiswa Unesa Fifi berpesan untuk terus berprestasi.
“Bermimpilah menjadi yang terbaik dalam segala hal, jangan takut mencoba dan memulai menjadi orang yang berbeda dari yang biasa,” ungkap perempuan yang tinggal di Babatan gg 1 Blok D Nomor 19-B Surabaya tersebut (San).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

No comments:

Post a Comment