Menjadi Terapis untuk Anak Autis
Menamatkan
semester 9-nya dari jurusan psikologi Universitas Negeri Surabaya, Fifi
Nurmaningtyas, begitu namanya, berhasil menyelesaikan skripsinya yang berjudul
“Gambaran Sibling Rivalry pada Anak ASD (autistic
spectrum disorder) dan Saudara Kandungnya (Studi Kasus di Sekolah At-Taqwa
Surabaya)”. Mahasiswa yang sehari-harinya dipanggil Fifi ini mengaku memilih
judul tersebut karena tertarik pada
permasalahan gangguan autis yang kemudian memunculkan pertanyaan bagaimana
hubungan mereka dengan saudara kandungnya. Dalam hal ini Fifi lebih memfokuskan
pada hubungan persaingan antarindividu.
SAYANG ANAK: Fifi (jilbab biru) berfoto bersama anak-anak
penyandang autis.
“Permasalahan
persaingan pada saudara kandung salah satunya adalah penyandang autistic spectrum disorder. Cara
penyelesaiannya lebih pada peran orang tua yang diharapkan dapat bersikap adil
sesuai kondisi anaknya,” ungkap mahasiswa yang memiliki hobi memasak dan
menulis itu.
Proses
pembuatan skripsi tersebut ternyata juga sejalan dengan profesi Fifi saat ini
sebagai terapis di sekolah islam yang menangani anak-anak autis. Peraih IPK
3,68 tersebut juga bertekat untuk memperdalam studi autisnya dengan menulis buku
tentang anak autis.
“Melalui
cara-cara tersebut saya berharap dapat mengimplementasikan skripsi saya pada
masyarakat, karena generasi muda adalah tonggak penerus dalam memajukan
kehidupan bangsa,” ujar mahasiswa yang juga pernah menjadi guru ekstra selama satu tahun di SMA Negeri 13 Surabaya tersebut.
Perempuan
yang sudah berkeluarga tersebut mengaku butuh perjuangan berat saat menyusun
skripsinya.
“Waktu
itu saya sedang hamil, jadi butuh tenaga ekstra tentunya. Namun setelah
mengetahui bahwa saya adalah peraih IPK tertinggi se-FIP, saya betul-betul
kaget luar biasa. Sebenarnya semua tak lepas dari kemudahan yang telah Alloh
berikan, dan tentu saja doa dari orang tua. Jadi, saya tidak mungkin berada
pada pencapaian ini tanpa dua hal tersebut,” ungkap Fifi bangga.
Setelah
lulus, perempuan kelahiran Kediri, 1 Februari 1990 itu akan melanjutkan
impiannya untuk menjadi seorang pendidik. Kepada mahasiswa Unesa Fifi berpesan
untuk terus berprestasi.
“Bermimpilah
menjadi yang terbaik dalam segala hal, jangan takut mencoba dan memulai menjadi
orang yang berbeda dari yang biasa,” ungkap perempuan yang tinggal di Babatan
gg 1 Blok D Nomor 19-B Surabaya tersebut (San).
No comments:
Post a Comment