Laporan Oleh: Fauziah Arsanti*
Ada yang baru dari Unesa sekarang. Rawa-rawa yang
menjemukan mata kini disulap menjadi danau nan elok. Penjaja jajanan yang
membanjiri sudut-sudut jalan ditertibkan pada sebuah kantin berlabel foodcourt. Pembangunan gedung PPG pun
mulai dilirik oleh pihak-pihak yang ingin meretas jalan ke dunia pendidikan.
Pagi itu cuaca cerah. Gegap gempita peserta jalan sehat mengawali kegiatan akbar yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (Sabtu/09/06). Acara yang bertajuk peresmian ini mampu menyedot ratusan pengunjung, baik dari kalangan mahasiswa maupun penduduk sekitar. Berbagai kegiatan telah dipersiapkan panitia untuk menyukseskan acara peresmian tiga aset penting Unesa ini: Danau Ranunesa, Baseball Foodcourt, dan Gedung Pelatihan Profesi Guru atau yang lebih kita kenal dengan PPG. Danau dan foodcourt dapat kita kunjungi di Kampus Ketintang Surabaya, sedangkan Gedung PPG letaknya agak terpisah jauh di Kampus Lidah Wetan Surabaya.
Agenda internal Unesa
itu menjadi luar biasa dengan didatangkannya Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh. Berbagai media massa, baik cetak maupun
elektronik bersama-sama menyoroti satu tokoh penting yang dijanjikan akan
datang itu. Walaupun ternyata semua yang hadir harus membayarnya dengan
kekecewaan karena pak menteri berhalangan hadir, namun kedatangan wakil menteri
tetap menjadi sorotan. Pada kesempatan tersebut hadir pula Syaifulloh Yusuf
yang tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Surabaya. Wakil
gubernur Jawa Timur ini hadir untuk mewakili bapak gubernur yang ternyata juga
berhalangan hadir. Saat memberi sambutan, Syaifulloh Yusuf menyebut Unesa
sebagai salah satu kampus pendidikan di Indonesia yang memberikan sumbangsih
pada pengkaderan pemimpin bangsa di masa depan. Ia juga mengucapkan selamat
pada Unesa yang mampu melakukan pembenahan pada kampusnya, sehingga menambah
upaya untuk mencerdaskan semua. Tokoh penting lainnya adalah Rektor Universitas
Negeri Surabaya, Mukhlas Samani. Dalam sambutannya, ia sedikit menggelitik
mahasiswa. Selain untuk memperindah kampus, dibangunnya Danau Ranunesa adalah
sebagai tempat bagi mereka yang ingin memadu kasih. Daripada di tempat sepi,
bertemu di tempat umum seperti Danau Ranunesa adalah salah satu cara pacaran
yang “aman”. Untuk sesaat pengunjung tidak dapat menahan tawanya setelah
mendengar gurauan bapak rektor tersebut. Agenda dilanjutkan dengan
penandatangan kerjasama antara Bank Tabungan Negara (BTN) kepada Rektor Unesa
dan Ketua Harian Alumni Unesa. Pengukuhan kerja sama itu sekaligus diikuti
dengan peresmian tiga aset baru Unesa yang mengundang tepuk tangan riuh
pengunjung.
MANTAP: Peresmian
Ranunesa, Baseball Foodcourt, dan
Gedung PPG yang dilakukan oleh BTN, rektor, dan Ketua Harian Alumni Unesa.
Panggung
utama juga tidak kalah riuhnya. Banyak hiburan yang dipersiapkan untuk mengurangi
kebosanan pengunjung. Penampil-penampilnya berasal dari lingkung Unesa sendiri,
diantaranya adalah Grup Qosidah Amamah, Satuan TK Laboratorium Unesa, dan masih
banyak lagi. Yang paling menarik perhatian pengunjung adalah penampilan
adik-adik dari Satuan TK Laboratorium Unesa. Dengan polosnya, mereka “dipaksa”
untuk memainkan alat-alat drum band
dengan irama dan gerakan yang tentu saja harus padu. Alhasil, penampilan
adik-adik ini ternyata tidak mengecewakan juga. Dengan kelucuannya, mereka mampu
membuat pengunjung terhibur.
BERAKSI: Sekumpulan
siswa dari Satuan TK Laboratorium Unesa yang sedang bersiap-siap memamerkan
aksi drum bandnya.
Pengundian hadiah jalan
sehat dilakukan di panggung utama. Banyak hadiah yang ditawarkan, mulai dari voucher tabungan Bank BNI sampai yang
terdahsyat adalah satu unit motor Honda Revo. Ada pula satu hadiah unik yang
menarik perhatian pengunjung. Tepat di bawah panggung, dua ekor kambing diikat
pada tiang besi yang posisinya disejajarkan dengan hadiah lainnya. Tentu pada
mulanya ini membuat pengunjung bertanya-tanya. Namun dua ekor kambing tersebut memang
telah dipersiapkan panitia untuk menyemarakkan hadiah jalan sehat.
Pengunjung sedikit
digusarkan dengan pengundian hadiah yang sebagian besar dimenangkan oleh pihak
nonmahasiswa, entah itu dosen, karyawan, atau staf Bank BNI yang turut
digandeng Unesa untuk menyeponsori acara. Namun harapan para dosen, karyawan
dan staf BNI untuk memenangkan hadiah utama gagal. Saat pengundian motor Honda
Revo, tak disangka-sangka keberuntungan lebih memihak pada mahasiswa.
SUKA CITA: Pemenang
hadiah utama satu unit motor Honda Revo.
Acara berpindah ke
Danau Ranunesa. Agenda dilanjutkan dengan pelepasan ikan dan burung merpati ke
danau. Ikan yang dimasukkan ke dalam danau adalah bibit ikan kecil yang
sejatinya untuk menambah ikan-ikan besar yang sebelumnya telah ada. Di tengan-tengah
danau juga dibangun semacam pulau kecil yang sebelumnya disumbang Unesa dengan
sekumpulan angsa. Tepat di tengah pulau itu, dibangunlah sebuah kandang merpati
yang dalam bahasa Jawanya biasa disebut pagupon.
Satwa-satwa tersebut diharapkan dapat menyeimbangkan kelestarian lingkungan di
sekitar danau.
PEDULI LINGKUNGAN: Bibit ikan
dimasukkan ke Danau Ranunesa.
Pengunjung juga dapat
menikmati berbagai macam kuliner dan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Tepat di
samping danau, bazar-bazar mahasiswa dari berbagai jurusan ikut menyemarakkan
acara. Bazar yang diselenggarakan sampai siang itu menjual berbagai macam
produk, mulai dari makanan, minuman, nasi bungkus, aksesoris, sampai baju-baju pun
ikut dipamerkan semenarik mungkin untuk mengundang pembeli. Dengan lihainya,
pemilik bazar menawarkan barang dagangannya dengan suara lantang dan senyum
yang mengembang. Siang yang semakin terik membuat bazar minuman tidak pernah
sepi dari pengunjung.
Acara bergeser menuju
penanaman pohon. Penanaman pohon diwakili oleh sederetan nama penting yang
memegang satu bibit pohon. Nama-nama itu diantaranya Mendikbud, Wagub Jatim, Rektor
Unesa, Gubernur Kaltim, Dirut BTN, Pimpinan Ponpes Amanatul Ummah, dan masih
banyak lagi. Bibit pohon mangga dipilih untuk ditanam pada sebuah lahan yang
tidak terlalu luas. Walaupun begitu, diharapkan suatu saat nanti Unesa memiliki
“hutan” kampus yang rindang.
PENGHIJAUAN: Gerakan
penanaman pohon untuk menghijukan kampus.
Rangkaian kegiatan di
depan masuk dalam agenda acara peresmian khusus lapangan. Selain kegiatan
lapangan, panitian juga menyiapkan acara ilmiah berupa simposium nasional dan
Seminar Nasional Bosaris IV (Boga, Busana, dan Rias). Simposium digelar di
Gedung Rektorat, sedangkan Seminar Bosaris dilaksanakan di Gedung Gema Unesa. Simposium
yang digelar bertajuk peluncuran Indonesia menulis menjadi bangsa berbudaya
menulis dan simposium nasional tentang hasil penelitian guru: memperbanyak atau
meningkatkan kualitas guru. Simposium yang dilaksanakan seharian penuh ini
membahas tentang permasalahan guru di Indonesia dan pencarian solusi yang tepat
untuk dibuat rekomendasinya. Di sana juga dipamerkan karya-karya mahasiswa dan
dosen, diantaranya buku dan media pembelajaran yang kreatif. Peserta dari
simposium ini berasal dari penjuru Indonesia dengan undangan yang disebar
mencapai 200an. Namun saat simposium digelar, ternyata peserta melebihi
undangan, yaitu mencapai 300an peserta. Sambutan peserta yang melebihi kuota
ini tentu menjadi kabar yang menggembirakan.
SERIUS: Guru,
dosen, dan praktisi pendidikan dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam
simposium nasional.
Seminar Nasional Bosaris
IV sendiri juga dihadiri oleh peserta dari seluruh Indonesia. Diperkirakan ada
sebanyak 450 peserta dari penjuru tanah air: Universitas Negeri Manado,
Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri
Medan, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri
Semarang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Adi Buana Surabaya, dan
beberapa guru dari SMK dan SMP di Jawa Timur. Kegiatan rutin tahunan Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik ini bertajuk Sustainability of Life yang
dilatarbelakangi fakta empiris tentang kemajuan di bidang teknologi dan
pemanfaatan sumber daya alam terkait bidang boga, busana, dan rias yang kurang
berpihak pada keamanan dan keberlanjutan lingkungan. Secara bersamaan, pada
saat dilangsungkan seminar kelompok bagi dosen dan praktisi pendidikan,
diselenggarakan pula kuliah umum bagi mahasiswa boga, busana, dan rias.
Kegiatan yang juga menghadirkan pakar kecantikan Mustika Ratu ini dirangkai
pula dengan gelar karya mahasiswa boga, busana, dan rias.
PRESENTASI:
Pakar kecantikan sedang menjelaskan pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap
keamanan bidang boga, busana, dan rias.
*Fauziah Arsanti,
Mahasiswa semester empat
di jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia,
Universitas Negeri Surabaya.
e-mail: salam.vauziya@gmail.com.
No comments:
Post a Comment