Background

Friday, July 13, 2012

Semarak Peresmian Tiga Aset Penting Unesa: Tiga Ekor Kambing Menceriakan Hadiah Jalan Sehat

Laporan Oleh: Fauziah Arsanti*

Ada yang baru dari Unesa sekarang. Rawa-rawa yang menjemukan mata kini disulap menjadi danau nan elok. Penjaja jajanan yang membanjiri sudut-sudut jalan ditertibkan pada sebuah kantin berlabel foodcourt. Pembangunan gedung PPG pun mulai dilirik oleh pihak-pihak yang ingin meretas jalan ke dunia pendidikan.







Pagi itu cuaca cerah. Gegap gempita peserta jalan sehat mengawali kegiatan akbar yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (Sabtu/09/06). Acara yang bertajuk peresmian ini mampu menyedot ratusan pengunjung, baik dari kalangan mahasiswa maupun penduduk sekitar. Berbagai kegiatan telah dipersiapkan panitia untuk menyukseskan acara peresmian tiga aset penting Unesa ini: Danau Ranunesa, Baseball Foodcourt, dan Gedung Pelatihan Profesi Guru atau yang lebih kita kenal dengan PPG. Danau dan foodcourt dapat kita kunjungi di Kampus Ketintang Surabaya, sedangkan Gedung PPG letaknya agak terpisah jauh di Kampus Lidah Wetan Surabaya.


 Agenda internal Unesa itu menjadi luar biasa dengan didatangkannya Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh. Berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik bersama-sama menyoroti satu tokoh penting yang dijanjikan akan datang itu. Walaupun ternyata semua yang hadir harus membayarnya dengan kekecewaan karena pak menteri berhalangan hadir, namun kedatangan wakil menteri tetap menjadi sorotan. Pada kesempatan tersebut hadir pula Syaifulloh Yusuf yang tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Surabaya. Wakil gubernur Jawa Timur ini hadir untuk mewakili bapak gubernur yang ternyata juga berhalangan hadir. Saat memberi sambutan, Syaifulloh Yusuf menyebut Unesa sebagai salah satu kampus pendidikan di Indonesia yang memberikan sumbangsih pada pengkaderan pemimpin bangsa di masa depan. Ia juga mengucapkan selamat pada Unesa yang mampu melakukan pembenahan pada kampusnya, sehingga menambah upaya untuk mencerdaskan semua. Tokoh penting lainnya adalah Rektor Universitas Negeri Surabaya, Mukhlas Samani. Dalam sambutannya, ia sedikit menggelitik mahasiswa. Selain untuk memperindah kampus, dibangunnya Danau Ranunesa adalah sebagai tempat bagi mereka yang ingin memadu kasih. Daripada di tempat sepi, bertemu di tempat umum seperti Danau Ranunesa adalah salah satu cara pacaran yang “aman”. Untuk sesaat pengunjung tidak dapat menahan tawanya setelah mendengar gurauan bapak rektor tersebut. Agenda dilanjutkan dengan penandatangan kerjasama antara Bank Tabungan Negara (BTN) kepada Rektor Unesa dan Ketua Harian Alumni Unesa. Pengukuhan kerja sama itu sekaligus diikuti dengan peresmian tiga aset baru Unesa yang mengundang tepuk tangan riuh pengunjung.

MANTAP: Peresmian Ranunesa, Baseball Foodcourt, dan Gedung PPG yang dilakukan oleh BTN, rektor, dan Ketua Harian Alumni Unesa.

Panggung utama juga tidak kalah riuhnya. Banyak hiburan yang dipersiapkan untuk mengurangi kebosanan pengunjung. Penampil-penampilnya berasal dari lingkung Unesa sendiri, diantaranya adalah Grup Qosidah Amamah, Satuan TK Laboratorium Unesa, dan masih banyak lagi. Yang paling menarik perhatian pengunjung adalah penampilan adik-adik dari Satuan TK Laboratorium Unesa. Dengan polosnya, mereka “dipaksa” untuk memainkan alat-alat drum band dengan irama dan gerakan yang tentu saja harus padu. Alhasil, penampilan adik-adik ini ternyata tidak mengecewakan juga. Dengan kelucuannya, mereka mampu membuat pengunjung terhibur.

BERAKSI: Sekumpulan siswa dari Satuan TK Laboratorium Unesa yang sedang bersiap-siap memamerkan aksi drum bandnya.

Pengundian hadiah jalan sehat dilakukan di panggung utama. Banyak hadiah yang ditawarkan, mulai dari voucher tabungan Bank BNI sampai yang terdahsyat adalah satu unit motor Honda Revo. Ada pula satu hadiah unik yang menarik perhatian pengunjung. Tepat di bawah panggung, dua ekor kambing diikat pada tiang besi yang posisinya disejajarkan dengan hadiah lainnya. Tentu pada mulanya ini membuat pengunjung bertanya-tanya. Namun dua ekor kambing tersebut memang telah dipersiapkan panitia untuk menyemarakkan hadiah jalan sehat.

Pengunjung sedikit digusarkan dengan pengundian hadiah yang sebagian besar dimenangkan oleh pihak nonmahasiswa, entah itu dosen, karyawan, atau staf Bank BNI yang turut digandeng Unesa untuk menyeponsori acara. Namun harapan para dosen, karyawan dan staf BNI untuk memenangkan hadiah utama gagal. Saat pengundian motor Honda Revo, tak disangka-sangka keberuntungan lebih memihak pada mahasiswa.

SUKA CITA: Pemenang hadiah utama satu unit motor Honda Revo.

Acara berpindah ke Danau Ranunesa. Agenda dilanjutkan dengan pelepasan ikan dan burung merpati ke danau. Ikan yang dimasukkan ke dalam danau adalah bibit ikan kecil yang sejatinya untuk menambah ikan-ikan besar yang sebelumnya telah ada. Di tengan-tengah danau juga dibangun semacam pulau kecil yang sebelumnya disumbang Unesa dengan sekumpulan angsa. Tepat di tengah pulau itu, dibangunlah sebuah kandang merpati yang dalam bahasa Jawanya biasa disebut pagupon. Satwa-satwa tersebut diharapkan dapat menyeimbangkan kelestarian lingkungan di sekitar danau.

PEDULI LINGKUNGAN: Bibit ikan dimasukkan ke Danau Ranunesa.

Pengunjung juga dapat menikmati berbagai macam kuliner dan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Tepat di samping danau, bazar-bazar mahasiswa dari berbagai jurusan ikut menyemarakkan acara. Bazar yang diselenggarakan sampai siang itu menjual berbagai macam produk, mulai dari makanan, minuman, nasi bungkus, aksesoris, sampai baju-baju pun ikut dipamerkan semenarik mungkin untuk mengundang pembeli. Dengan lihainya, pemilik bazar menawarkan barang dagangannya dengan suara lantang dan senyum yang mengembang. Siang yang semakin terik membuat bazar minuman tidak pernah sepi dari pengunjung.

Acara bergeser menuju penanaman pohon. Penanaman pohon diwakili oleh sederetan nama penting yang memegang satu bibit pohon. Nama-nama itu diantaranya Mendikbud, Wagub Jatim, Rektor Unesa, Gubernur Kaltim, Dirut BTN, Pimpinan Ponpes Amanatul Ummah, dan masih banyak lagi. Bibit pohon mangga dipilih untuk ditanam pada sebuah lahan yang tidak terlalu luas. Walaupun begitu, diharapkan suatu saat nanti Unesa memiliki “hutan” kampus yang rindang.

PENGHIJAUAN: Gerakan penanaman pohon untuk menghijukan kampus.

Rangkaian kegiatan di depan masuk dalam agenda acara peresmian khusus lapangan. Selain kegiatan lapangan, panitian juga menyiapkan acara ilmiah berupa simposium nasional dan Seminar Nasional Bosaris IV (Boga, Busana, dan Rias). Simposium digelar di Gedung Rektorat, sedangkan Seminar Bosaris dilaksanakan di Gedung Gema Unesa. Simposium yang digelar bertajuk peluncuran Indonesia menulis menjadi bangsa berbudaya menulis dan simposium nasional tentang hasil penelitian guru: memperbanyak atau meningkatkan kualitas guru. Simposium yang dilaksanakan seharian penuh ini membahas tentang permasalahan guru di Indonesia dan pencarian solusi yang tepat untuk dibuat rekomendasinya. Di sana juga dipamerkan karya-karya mahasiswa dan dosen, diantaranya buku dan media pembelajaran yang kreatif. Peserta dari simposium ini berasal dari penjuru Indonesia dengan undangan yang disebar mencapai 200an. Namun saat simposium digelar, ternyata peserta melebihi undangan, yaitu mencapai 300an peserta. Sambutan peserta yang melebihi kuota ini tentu menjadi kabar yang menggembirakan.

SERIUS: Guru, dosen, dan praktisi pendidikan dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam simposium nasional.

Seminar Nasional Bosaris IV sendiri juga dihadiri oleh peserta dari seluruh Indonesia. Diperkirakan ada sebanyak 450 peserta dari penjuru tanah air: Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Adi Buana Surabaya, dan beberapa guru dari SMK dan SMP di Jawa Timur. Kegiatan rutin tahunan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik ini bertajuk Sustainability of Life yang dilatarbelakangi fakta empiris tentang kemajuan di bidang teknologi dan pemanfaatan sumber daya alam terkait bidang boga, busana, dan rias yang kurang berpihak pada keamanan dan keberlanjutan lingkungan. Secara bersamaan, pada saat dilangsungkan seminar kelompok bagi dosen dan praktisi pendidikan, diselenggarakan pula kuliah umum bagi mahasiswa boga, busana, dan rias. Kegiatan yang juga menghadirkan pakar kecantikan Mustika Ratu ini dirangkai pula dengan gelar karya mahasiswa boga, busana, dan rias.

PRESENTASI: Pakar kecantikan sedang menjelaskan pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap keamanan bidang boga, busana, dan rias.


*Fauziah Arsanti,
Mahasiswa semester empat
di jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia,
Universitas Negeri Surabaya.
e-mail: salam.vauziya@gmail.com.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

No comments:

Post a Comment