Universitas Negeri Surabaya menerapkan
sistem baru pada pemrograman kartu rencana studi (KRS). Untuk tahun ini, tidak
ada lagi pengisian KRS manual seperti tahun-tahun sebelumnya. Mahasiswa cukup
mengisi KRS online yang telah
dijadwalkan pada jurusan masing-masing. Hal ini seperti yang diungkapkan
Hertiti Setyowati, Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan
Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAK-PSI) Unesa, Selasa (26/6).
Menurut Hertiti, pengalihan manual ke online ini berdasarkan wewenang dari
rektor yang kurang nyaman melihat antrean mahasiswa saat mengurus registrasi.
Antrean panjang yang setiap tahunnya tidak berubah ini membuat BAAK perlu
menyosialisasikan cara baru yang pelaksanaannya lebih efisien dan efektif di
lapangan. Maka sebagai gantinya, blangko KRS pun ditiadakan. Setelah mengisi
KRS online, berkas wajib diprint oleh mahasiswa sebagai arsip.
Kebijakan ini baru pertama kali
diterapkan di Unesa. Peniadaan blangko KRS memang sudah direncanakan dari dulu,
namun terganjal masalah sosialisasi. Butuh waktu lama untuk menyebarluaskan
informasi kepada mahasiswa yang jumlahnya ribuan dan menempati kampus yang
berbeda lokasi. Pada penerapan “perdana” ini, diharapkan mahasiswa akan familiar dengan KRS nonmanual.
Saat disinggung
masalah web akademik yang sulit diakses, Hertiti menyatakan bahwa penyebabnya
adalah Fyber Optic (FO) yang masih
dalam keadaan rusak. Situasi ini tidak diketahui sampai kapan karena Puskom
Unesa masih terus melakukan perbaikan. Sulitnya mengakses web akademik ini
menyebabkan mahasiswa dari fakultas lain: FBS, FIK, FIP (Jurusan PLB dan
PG-PAUD) yang sejatinya jauh dari pusat, terpaksa mendatangi BAAK untuk mencari
informasi tentang nilai. Hertiti berharap, Unesa dapat segera mengusahakan
fasilitas internet, bukan lagi intranet (Fauziah
Arsanti, Reporter Baru Humas Unesa).
No comments:
Post a Comment