Tampil di TVRI Tiap Tiga Bulan Sekali
Pendidikan Bahasa Jawa Universitas
Negeri Surabaya patut berbangga hati dengan prestasi yang didulang
mahasiswanya. Jurusan ini mempunyai sebuah perkumpulan seni yang di dalamnya
terdiri dari mahasiswa berprestasi. Ada yang menjadi penyanyi, pesinden,
dalang, pemain ketoprak, ludruk, pewayangan, karawitan, dan segudang prestasi
lain. Semua bakat tersebut digembleng dalam sebuah organisasi yang bernama
Sanggar Bharada. Bagaimana kiprah dari organisasi yang sudah berdiri belasan
tahun tersebut? Berikut perbincangan dengan Darmawan, ketua Sanggar Bharada periode
2012-2013.
Pejuang-pejuang Bharada
Sanggar Bharada kembali didirikan tahun 1994
setelah sebelumnya sempat mati. Beberapa mahasiswa yang sempat berperan dalam
babad Bharada di antaranya Siswantoro, Suwono Sandiasmoro, Gunto Wibisono,
Yohan Susilo yang sekarang menjadi pembimbing di sanggar, Sri Sulistyani dan
Sugeng Adi Pitono yang sekarang menjadi dosen di jurusan, serta tidak
ketinggalan adalah Sukarman, yang sekarang menjadi ketua jurusan di Pendidikan
Bahasa Jawa Unesa. Bharada sendiri merupakan akronim dari Bahasa Sastra Daerah
yang dibuat oleh mahasiswa di zamannya.
Selain nama-nama di depan, masih banyak regenerasi
Bharada yang bermunculan untuk menjaga agar Bharada tetap eksis. Apalagi di
awal-awal berdirinya dulu Bharada masih mengalami naik turun.
MASUK TIVI: Sanggar Bharada saat tampil di Campursari Tombone Ati TVRI.
“Dahulu jumlah anggota Bharada tidak sebanyak
sekarang. Minimnya anggota memaksa mahasiswa harus bekerja dua kali agar posisi
yang kosong tetap terisi. Cukup tidak cukup, mampu tidak mampu, mereka tetap
berusaha untuk menopang satu sama lain. Dengan saling tolong-menolong, mereka
dapat melewati masa-masa sulit itu,” papar mahasiswa angkatan 2011 itu.
Darmawan menambahkan, kondisi di depan masih
diperparah dengan teknologi yang belum maju di zamannya. Dahulu Bharada belum
mendapatkan dana dari jurusan. Untuk menyelenggarakan kegiatan, mahasiswa
terpaksa mencari sponsor ke luar tanpa kendaraan yang memadai serta alat
komunikasi yang tidak secanggih sekarang. “Dulu belum ada HP,” imbuhnya.
Berbeda dengan yang dulu, Bharada sekarang
sudah masuk bidang II Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa.
Untuk menyelenggarakan kegiatan, dana yang dibutuhkan mengalir dari jurusan
maupun fakultas. Seperti bidang-bidang yang lain, Bharada juga membentuk
kepanitiaan yang terdiri dari ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara. Anggota
Sanggar Bharada adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa Unesa.
“Tugas saya sebagai ketua adalah menjaga
Bharada agar berjalan sebagaimana adanya, namun tetap berusaha untuk
menjadikannya lebih baik. Sangat penting untuk mempersatukan teman-teman dari
Bahasa Jawa agar regenerasi Bharada tetap ada,” tutur Darmawan.
Kegiatan Rutin
Saat ini keanggotaan Bharada lebih banyak
diisi oleh mahasiswa angkatan 2011 dan 2012. Walaupun tidak dinilai, mereka
dapat menggunakan Bharada sebagai wadah belajar yang dapat menunjang
perkuliahan. Bharada adalah sejenis ekstrakurikuler. Mereka yang memiliki bakat
di kesenian Jawa boleh menyalurkannya ke sanggar. Namun tidak begitu saja
mahasiswa yang jumlahnya ratusan dapat mengisi posisi yang hanya sedikit.
Itulah sebabnya mengapa Latihan Alam (LA) perlu dilakukan.
Latihan Alam masuk dalam rangkaian ospek
jurusan yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru tiap tahunnya. Kegiatan wajib
ini mengajari mahasiswa untuk berorganisasi, berbahasa Jawa yang benar, dan
hidup sebagai orang Jawa yang baik. Mereka juga dibekali pengetahuan tentang kesenian
ketoprak dan ludruk, karena lewat dua kesenian itu mahasiswa akan belajar
mengucapkan bahasa Jawa dengan baik dan benar. Saat Latihan Alam tersebut
alumni Bharada dari tahun 1991 selalu menyempatkan untuk datang. Hal itulah
yang menyebabkan kekerabatan Bharada tetap terjalin dengan kuat.
“Tahun ini ada yang baru dari LA, yaitu
penyelenggaraan lokakarya Bharada. Dalam lokakarya itu dibahas bagaimana cara
menyanyi, nyinden, tata rias, dan lain-lain,” ujar Darmawan.
Puncak dari Latihan Alam adalah
penyelenggaraan uji pentas bagi mahasiswa baru. Berbekal pengetahuan yang sudah
diberikan, mahasiswa secara berkelompok wajib menampilkan tontonan berupa
ketoprak atau ludruk. Di sinilah bakat-bakat baru akan terlihat. Para senior
akan mempertimbangkan siapa saja mahasiswa yang berbakat untuk regenerasi
Bharada selanjutnya.
Selain latihan alam dan uji pentas, masih ada
lagi kegiatan rutin yang dilakukan Bharada, yaitu PSJ (Pekan Seni Jurusan) yang
diadakan setahun sekali di Joglo Fakultas Bahasa dan Seni Unesa, Purnama Sastra
yang diadakan dua kali dalam setahun, Paket Lebaran berupa pertunjukan
ketoprak, serta Paket Suro berupa pertunjukan ludruk.
“Paket Lebaran dan Paket Suro sering
dilaksanakan di luar kampus. Tujuannya agar masyarakat lebih mengenal Sanggar
Bharada,” ungkap mahasiswa yang baru menjadi ketua sanggar sejak Desember tahun
lalu itu.
Prestasi Bharada
Prestasi Sanggar Bharada memang tidak
diragukan lagi. Banyak mahasiswa unggulan yang sudah menyalurkan bakat mereka
ke sanggar. Untuk penyanyi campursari sudah biasa diisi oleh sederet nama
seperti Proborini (2009), Indi Larasati (2010), Ainin (2011), Laily Dyah
Rahmatika (2011), Ayu Shinta (2011), dan tak ketinggalan pula Darmawan, ketua
Bharada sendiri. Untuk dalang, diisi oleh Faisal Bumi (2011) dan Welly (2012).
Para pemain karawitan diantaranya adalah Agung (2011), Tatag (2010), dan Alfian
(2011) untuk gong; Darmawan dan Yoga (2011) untuk demung; Galuh (2011) untuk
legender; Luluk (2010) untuk bonang; John Guruh (2012) untuk rebab; Nino (2011)
untuk kenong; Esti (2011) untuk bonang penerus; Dimas (2011) untuk saron 1;
Novi (2011) untuk saron 2; Deni (2011) untuk peking; Yoga (2011) untuk organ;
Alfian Rofiki (2011) untuk slenthem, Dimas dan Nino untuk cak cok; Danang
(2011) untuk kendang; serta sederet nama lain yang tidak mungkin disebutkan
satu persatu. Sedangkan untuk pemain ludruk dan ketoprak adalah wajib bagi
mahasiswa perangkatan.
Karena banyaknya mahasiswa yang unggul, tak
heran jika Bharada mendapat jatah tampil di TVRI setiap tiga bulan sekali dalam
acara Campursari Tombone Ati. Di
Unesa sendiri mereka
sudah sering diundang pada acara rektorat, fakultas,
jurusan, sampai acara pribadi dosen.
“Tanggal 25 Mei nanti Sanggar Bharada akan
tampil di Festival Batik Universitas Negeri Surabaya,” Ujar Darmawan senang.
Berikut ini adalah prestasi yang pernah
disabet Sanggar Bharada.
1. Penyaji unggulan Festival Ludruk Jawa
Timur IV Jombang 2012,
2. tampilan terbaik harapan II Festival
Ludruk III se-Jawa Timur di Kabupaten Jombang tahun 2011,
3. penyaji terbaik nonranking Festival Campursari
2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya,
4. penyaji terbaik II Festival Ludruk tahun
2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya,
5. penyaji terbaik IV Festival Ludruk
tahun 2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya,
6. Festival Ludruk Generasi II 2005
penyaji berprestasi Pemerintah Kota Surabaya Dinas Pariwisata,
7. penghargaan Festival Ludruk Generasi
HUT Kota Surabaya 711
(Santi_Humas)
No comments:
Post a Comment