Jatuh Cinta dengan Pelukis Cina
Universitas Negeri
Surabaya memiliki seorang kurator seni yang aktif di bidangnya. Namanya sudah memiliki
pamor di kancah seni rupa nusantara. Ia adalah Dr. Djuli Djatiprambudi, M.Sn. Selayaknya
seorang kurator yang berpendidikan tinggi, pria 50 tahun tersebut mengantongi gelar doktor dari Sekolah Pascasarjana ITB,
Program Studi Ilmu Seni Rupa dan Desain tahun 2009. Gelar magister sebelumnya ia peroleh dari Program Pascasarjana Institut Teknologi
Bandung, Program Studi Seni Murni, tahun 2004. Sementara
gelar sarjana ia peroleh dari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Surabaya (Universitas Negeri
Surabaya), tahun 1987. Saat ini pun ia menjadi dosen di
Jurusan Pendidikan Seni Rupa Unesa sejak tahun 1991. Sejak saat itu pulalah
ia mulai merintis menjadi
penyelenggara pameran seni rupa, dan sejak tahun 2000 memosisikan sebagai
kurator seni rupa independen. Puncak tahta berhasil ia
dapatkan setelah kini menjadi ketua prodi di Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Unesa.
KURATOR: Djuli Djatiprambudi dengan berlatarkan perpustakaan pribadi di rumahnya. |
Bagi dosen
kelahiran Tuban, 12 Juli
1963 itu, tugas seorang kurator amatlah berat. Menurutnya,
kurator adalah seorang pengkreasi peristiwa seni. Tugasnya terdiri dari lima
hal pokok, yaitu (1) melakukan penelitian tentang perkembangan seni dari masa
dulu hingga sekarang; (2) mengoleksi data tentang perkembangan seni, baik itu
di Indonesia maupun negara lain; (3) mengajukan gagasan tentang pameran seni;
(4) memresentasikan gagasan dalam bentuk pameran seni; dan (5) memediasi atau
menyebarluaskan ke publik.
“Kurator selain
meneliti harus mengumpulkan data sebanyak mungkin, bahkan sampai menawarkan ke
sponsor,” ujar Djuli saat ditemui di ruang kaprodi Seni Rupa, Senin (30/9/13).
Walaupun begitu,
Djuli telah mengerjakan sejumlah proyek kuratorial. Proyek-proyek tersebut
adalah sebagai berikut.
1
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Semarang Art Map, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Mei 2013.
|
2
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Jawa Timur Art Now, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Maret
2012
|
3
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Thing+Think=Everything, Gracia Art
Gallery Surabaya, 26 Maret—12 April 2008.
|
4
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Posideologi, Gracia Art Gallery
Surabaya, 10—19 Desember 2007.
|
5
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Seni Serat: Narasi dan Representasi,
Gracia Art Gallery Surabaya, 5—30 September 2007.
|
6
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Inner Vibration Putu Sutawijaya dan Made
Sumadiyasa, Gracia Art Gallery Surabaya, 11 Juli—10 Agustus 2007.
|
7
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Lanskap Made Supena, Gracia Art
Gallery Surabaya, 4—30 April 2007.
|
8
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Biennale Jawa Timur 2007: Alienasi,
Taman Budaya Jawa Timur.
|
9
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Atap Langit I Made Arya Palguna,
Kiridesa The Gallery, Singapore 2006.
|
10
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): Biennale Jawa Timur 2005: Cityscape,
Taman Budaya Jawa Timur.
|
11
|
Djuli Djatiprambudi (Kurator): PraBali Biennale 2005: Discourse,
Gracia Art Gallery Surabaya, 9—15 September 2005.
|
Dari belasan
proyek tersebut, pergelaran seni rupa Semarang
Art Map adalah pameran terakhir yang ia kuratori. Pergelaran
seni rupa itu digelar di Galeri Nasional (Galnas) Indonesia, Jakarta, mulai
tanggal 28 Mei hingga 8 Juni 2013. Para seniman menampilkan berbagai karya,
mulai dari instalasi, lukisan, kartun, art video hingga fotografi. Karya-karya
tersebut mengusung tema rob yang menjadi bagian permasalahan yang cukup serius
di Kota Semarang. Perupa yang turut serta, di antaranya Putut Wahyu W, Kokok
HS, Tjejep Rohendi Rohidi, dan Aryo Sunaryo. Adapun karya fotografi diusung
oleh Nugroho DS, Leonardo Agung B, Adhitia Armitrianto, dan Garna Raditya.
Sementara dari kartun ada Ibnu Talhah dan dari komunitas oleh SECAC, Hysteria,
Karamba, Rumah Pensil dan lainnya.
Namun, dari semua perupa yang
sudah ia temui, ada seorang seniman yang sampai saat ini masih melekat di
ingatan Djuli. Ia adalah Chen Ke, seorang profesor seni lukis klasik Cina yang
terkenal di negaranya.
“Bagi saya, dialah yang paling
fenomenal. Benar-benar susah diundang sehingga kami harus bekerja sama dengan
galeri swasta Semar. Namun pada akhirnya ia berhasil kami datangkan ke
Indonesia untuk mengisi pergelaran seni rupa di Galeri
Nasional (Galnas) Indonesia sekitar tahun 2005 lalu,” terang Djuli sambil
tersenyum.
Selain sebagai kurator, dosen
yang menamatkan pendidikan SD hingga SMA di Blitar itu juga adalah seorang kritikus seni di berbagai media massa sejak tahun
1984. Ia pernah tiga kali
memenangkan lomba menulis artikel ilmiah tingkat nasional. Tulisannya
juga sempat mewarnai sejumlah
media massa, seperti Kompas, Media
Indonesia, Suara Merdeka, Jawa Pos, Surabaya Post, Surya, majalah Gong, Majalah Visual
Arts, dan Majalah Basis. Beberapa tulisannya tersebut
antara lain:
1
|
Djuli
Djatiprambudi, Telah Datang Booming Seni Rupa Ketiga, Suara Merdeka, Minggu, 2 Maret 2008.
|
2
|
Djuli
Djatiprambudi, Medan dan Pasar Seni Rupa Jawa Timur, Majalah Seni Rupa Visual Arts, No.22, Desember 2007/Januari 2008.
|
3
|
Djuli
Djatiprambudi, Peta Baru dan Politik Identitas, Jawa Pos, Minggu, 23 Desember 2007.
|
4
|
Djuli
Djatiprambudi, Pendidikan Seni (Rupa) Versus Pasar, Kompas, Minggu, 8 Juli 2007.
|
5
|
Djuli
Djatiprambudi, Martabat Seni Grafis di Medan Pasar, Suara Merdeka, Minggu, 21 Januari
2007.
|
6
|
Djuli
Djatiprambudi, Paradoks di Balik Lukisan Laris, Jawa Pos, Minggu, 12 November 2006.
|
7
|
Djuli
Djatiprambudi, Etnis China dan Dunia Pasar Seni Lukis, Kompas, Minggu, 12 November 2006.
|
KOLEKSI: Inilah beberapa buku yang disusun oleh Djuli Djatiprambudi |
Djuli juga pernah
menjadi kontributor penulisan buku, diantaranya:
1
|
Djuli
Djatiprambudi (2007) dalam Biennale Jawa
Timur: Alienasi, Taman Budaya Jawa Timur.
|
2
|
Djuli
Djatiprambudi dalam Koes Karnadi, Ed., (2006):
Modern Indonesian Art from Raden Saleh
to the Present Day, Bali: Koes
Artbooks.
|
3
|
Djuli
Djatiprambudi dan Setiawan Sabana (2006): Seni Rupa Asia (Tenggara): Fenomena
Praktik, Teoritik, dan Dilema, dalam M. Agus Burhan (Ed.), Jaringan Makna Tradisi hingga Kontemporer,
Yogyakarta: BP ISI.
|
4
|
Djuli
Djatiprambudi (2003) dalam katalog CP
Open Biennale: Interpellation, Jakarta.
|
RIBUAN: Perpustakaan pribadi Djuli Djatiprambudi di rumahnya, Malang. |
No comments:
Post a Comment