Menjadi Guru Besar Berkat Kakaknya
yang Pelaut
Unesa patut berbangga hati karena memiliki guru besar seperti
Djodjok Soepardjo. Ia adalah satu di
antara dua guru besar Bahasa Jepang di Indonesia. Selain mengajar, ia juga
aktif di International Multi Cultural (I’Mc)
Center sebagai Executive Director. Yayasan yang berlokasi di Perumahan Lotus Regency itu dipakai sebagai tempat kursus Bahasa
Jepang sekaligus lembaga pendidikan yang berkonsentrasi pada budaya Jepang. Apa
yang membuat pria 55 tahun itu menyukai segala hal tentang Jepang? Berikut
wawancara saya dengan Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt.
Inilah Djodjok Soepardjo, executive director I'Mc Center Surabaya |
Kantor dua lantai
itu tidak terlalu luas. Lantai pertama terbagi menjadi empat ruang: ruang
tunggu, ruang tamu, ruang pimpinan, dan dapur. Di ruang tunggu, seorang
perempuan muda menyambut kedatangan saya dengan senyum mengembang. Ia
mempersilakan saya melihat isi ruangan sambil menunggu Profesor Djodjok. Yang
menarik perhatian saya adalah sebuah almari di pojok ruangan. Di dalam almari
itu terpajang berbagai pernak-pernik Jepang yang mungkin tak akan dimengerti
oleh orang awam. Aksesoris di meja resepsionis, koran dan majalah, pun
lukisan-lukisan di dindingnya juga tidak jauh-jauh dari budaya Jepang. Sepintas
saya seperti berada di negeri Sakura.
Tak berselang
lama, Profesor Djodjok keluar dari ruang pimpinan yang bersebelahan dengan
ruang tunggu. Ia menunjukkan file
berisi daftar riwayat hidupnya yang membanggakan. Pria kelahiran Tasikmalaya,
16 September 1958 itu mengakui bahwa dirinya berasal dari keluarga petani di
desa kecil Tasikmalaya. Orang tuanya minim pendidikan sehingga sekolah bagi
anak dianggap tidak terlalu penting. Untungnya, Djodjok menemukan pencerahan
dari kakak iparnya yang seorang pelaut. Kakak iparnya yang sering melaut ke
luar negeri itu membuat Djodjok ingin tahu banyak hal, termasuk pendidikan.
“Setelah tamat SD
dan SMP di Tasik, saya disuruh untuk membantu pekerjaan orang tua di ladang.
Namun keinginan saya untuk belajar belum pupus. Itu setelah kakak ipar saya
merekomendasikan Bahasa Jepang sebagai bahasa yang patut untuk dipelajari,”
akunya.
Setelah mendapat
dukungan dari keluarga, Djodjok melanjutkan SMA ke Solo dan berhasil masuk
seleksi ke IKIP Bandung jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang. Setelah mengantongi gelar S1, Djodjok
mengikuti program pelatihan untuk guru Bahasa Jepang di Japan-Foundation Tokyo
tahun 1983—1984, lalu di Osaka University pada tahun
1986—1988, serta mengikuti Research Student di Faculty of Letters Nagoya University. Gelar S2 dan S3
pun juga ia dapatkan dari sana, tepatnya di jurusan Japanese Literature and
Linguistics. Tidak berhenti sampai di situ, Djodjok juga mengikuti Japan
Foundation Japanese Education Fellowship Program serta The Immersion Program
for BAN PT Assessor NIAD-UE, Japan.
Pengalaman Kerja
Sejak 1983 lalu, Djodjok sudah menjadi dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa
Jepang, FBS, Unesa. Baru pada tahun 2000 ia mengajar
di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra untuk mahasiswa Pascasarjana. Djodjok juga sempat dua kali menjadi
ketua prodi Pendidikan Bahasa
Jepang FBS UNESA pada
tahun 1998—2002, serta tahun 2008—2012. Di sela-sela kesibukannya mengajar, Djodjok
juga tercatat sebagai asesor D3,S1, dan S2 di Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT). Selain itu, ia juga
menjadi pengembang instrumen penulisan buku ajar bahasa asing (Bahasa Jepang) di BSNP dan Pusbuk.
Di I’Mc Center sendiri Djodjok juga sering meninjau perpustakaan
pribadinya. Di sana terdapat ribuan buku, mulai dari komik, kumpulan artikel, novel,
hingga buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan Jepang. Yayasan yang bertempat
di Perumahan Lotus Regency F-7, Jalan Ketintang Baru Selatan 1A itu bertujuan untuk meningkatkan kerjasama internasional terutama
dalam bidang pendidikan, kesenian, sastra, film, serta bidang-bidang kebudayaan
lain.
I’Mc Center telah berupaya membangun kerjasama dengan beberapa sekolah
Bahasa Jepang di Jepang untuk mengirimkan pelajar Indonesia yang berminat
melanjutkan studi ke Jepang. Bentuk kerjasama lainnya adalah dengan JASSO (Japan Students Service Organization) Jepang dalam
penyelenggaraan EJU (Examination for Japanese University Admission for
International Students) di Surabaya; dengan 3A Network Jepang dengan memberikan
lisensi untuk menerbitkan buku Minna no
Nihongo I dan II untuk wilayah Indonesia; serta dengan Japan Foundation
Jepang dalam memberikan lisensi untuk penerbitan buku Kana Nyumon. Informasi lengkapnya dapat dilihat di
imccentersurabaya.blogspot.com.
Selain peran-peran di atas, berikut disajikan sumbangsih kerja Prof. Djodjok
di bidang Bahasa Jepang lainnya.
1983—sekarang
|
Dosen
Program Pendidikan Bahasa Jepang FBS-UNESA
|
2000—sekarang
|
Dosen
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Pascasarjana UNESA
|
199—2003
|
Kepala
Pusat Study Jepang UNESA
|
1998—2002
|
Ketua
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS UNESA
|
2000—2005
|
Executive Director for The
Jawa Pos Nihon-Indonesia Culture (NICE) Center.
|
2005~2008
|
Executive Director
International Multi Cultural (I’Mc) Center.
|
2004—sekarang
|
Asesor D3,S1,S2 Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (BAN-PT)
|
2006—sekarang
|
Trainer for Brain Revolution Training (BRT).
|
2008—2012
|
Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa Asing FBS-UNESA
|
2008—2012
|
Ketua
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FBS-UNESA
|
2009—2010
|
Tim
Penyusun Instrumen Penulisan Buku Ajar Bahasa Asing (Bhs. Jepang) , BSNP dan
PUSBUK.
|
2009—2010
|
Tim
Penyusun Buku Pedoman Program PPG Bahasa Asing, Dirjen Pendidikan Tinggi.
|
2010—
|
Penyusun
Instrumen Borang Akreditasi Program PPG, BAN-PT.
|
Jepang di Mata Djodjok Soepardjo
Sebagai seorang pengajar, rupanya semangat Jepang sudah menggelora di
jiwa Djodjok. Baginya, Jepang adalah negara yang memiliki karakter
semangat kuat, disiplin, bertanggung jawab, dan rela berkorban. Karena itu,
ketika dilanda gempuran hebat pada 1945, Jepang bisa cepat bangkit dan menjadi
salah satu macan dunia. Karakter dan budaya Jepang yang kuat itu ingin
diajarkannya kepada mahasiswa baik yang berada di jenjang S1, S2, maupun S3.
Bahkan untuk mahasiswa S1, dia menyiapkan waktu dua hari untuk pelatihan
tentang pendidikan karakter. Salah satu poin yang diselipkan adalah karakter
luhur bangsa Jepang, tentang harmonisasi dalam hidup, kasih sayang, dan ramah
tamah.
“Hidup saya
dari Bahasa Jepang, berikut budayanya. Jepang sudah tidak terpisahkan dari
perjalanan hidup saya. Karakter positif yang dimiliki negara Jepang akan sangat
berguna dalam kehidupan orang Indonesia,” ujar dosen yang tinggal di Jalan Teluk Sampit 34 Surabaya itu.
Keberhasilan
karirnya di bidang Bahasa Jepang tidak pernah membuatnya merasa di puncak.
Baginya, bersyukur adalah cara paling tepat untuk memaknai kehidupan.
“Hidup ini
seperti roda, kadang di atas kadang di bawah. Tujuan saya bukan goal oriented, tapi God oriented,” tegas bapak dua anak itu.
Publikasi
Sebanding dengan gelarnya sebagai guru
besar, Djodjok Soepardjo telah menulis puluhan jurnal dan buku. Berikut disajikan
karya –karya yang ditulis oleh Djodjok Soepardjo.
1. Djodjok Soepardjo, 1989. Speech Level in
Sundanese. Journal Linguistics of Japan. Kyôto Sangyô University.
2. Djodjok Soepardjo, Hino, 1994.‘Tsurezuregusa’ Goi no Koten Bungaku
Sakuhin ni Okeru Ichi. ~D10 o Shiten Toshite~ The Method of
Research of Vocabulary. Research Report. Graduate School of Letter Nagoya
University. Ikudo Tajima.Ed.
3. Djodjok
Soepardjo. 1994. The type of Semantics of Japanese Basic Verb. Master
Program Thesis. Nagoya University.
4. Djodjok
Soepardjo. 1994. Nihongo ni Okeru Dôsa Dôshisetsu no Kaku Kôzô no Kôsatsu. Journal Japanese
Linguistics No.75. Nagoya University.
5. Djodjok
Soepardjo, Ikudo Tajima. 1997. Usulan Konsep Kajian Kosakata Bandingan. Prasasti. No.27. Unipress. IKIP Surabaya.
6. Djodjok
Soepardjo. 1997. Konsep Kajian Kosakata Bandingan untuk Bahasa Indonesia dan
Bahasa Jepang. Prasasti.
No.26. Unipress. IKIP Surabaya.
7. Djodjok
Soepardjo. 1997. A Comparative Study of Vocabulary Within Japanese and
Indonesian. A New Attempt of Comparative Study of Vocabulary. University of
Nagoya. Advance Research Fund Publication.1996. Tajima Ikudo. Ed.
8. Djodjok
Soepardjo. 1997. Indonesiago no Naka no Keigo (Politeness).
Nihongo Ronkyû 5 Keigo. Nagoya Kotoba no Tsudoi Henshû Iinkai. Hen. Izumi
Shoin.
9. Djodjok
Soepardjo. 1997. Hubungan Bahasa
Jepang dengan Kebudayaan Jepang. Simposium Kilas Balik dan Prospek Studi
Jepang di Indonesia dalam Rangka Menyongsong Abad 21. Pusat Studi Jepang
Universitas Indonesia
10. Djodjok
Soepardjo. 1997. Analisis Struktur Makna dalam Kajian Kosakata
Bandingan. Seminar Nasional VII Studi Jepang dan Rakernas III Asosiasi Studi Bahasa
Jepang di Indonesia (ASJI). Universitas Sam Ratulangi, Manado. 24-26 November,
1997.
11. Djodjok Soepardjo. 1998. Tingkat
Keseragaman yang Tinggi Sebagai Ciri-ciri Masyarakat Jepang. Prasasti. No.29.
Unipress. IKIP Surabaya.
12. Djodjok Soepardjo. 1998. Nichi-1 Hikaku
Goi kenkyû no Shomondai. Hikaku Goikenkyû Kokusai Shimpoziumu. Nagoya
Daigaku Bungakubu Sôritsu 50 Shûnen Kinen. Tajima Ikudo. Hen.
13. Djodjok Soepardjo,Tajima Ikudo.(1998) Sistem
Penulisan Bahasa Jepang. Prasasti.
No.33. Unipress. IKIP Surabaya.
14. Djodjok Soepardjo. 1998. Penerapan
Analisis Struktur Makna dalam Kosakata Bandingan. Seminar Nasional
Studi Jepang. Simpang Hotel, tanggal 2-4 Desember, 1998.
15. Djodjok Soepardjo. 1998 Studi Perbandingan Kosakata
Inti Bahasa Indonesia denga Bahasa Jepang. Research in Study Comparative of
Vocabulary.
16. Djodjok Soepardjo, Setiawan.1999. Budaya
Jepang Masa Kini (Kumpulan Artikel) Gendai Nihon no Bunka. Penerbit
Bintang.
17. Djodjok Soepardjo. 2000. Nihongo to Indonesiago ni Okeru Goi Kôzô no Sai. ―
Imi Bunya Betsu Goi Kôzô Bunsekihô ni Yotte―. A New Attempt of Comparative Study of
Vocabulary 5. Graduate School of International Development. University of
Nagoya. Tajima Ikudo. Ed.
18. Djodjok
Soepardjo. 2000. Nihongo no Kanjigo to Taiô no Motsu Indonesiago no Goi
Kôzô no sai―Imi bunya betsu kôdo
bunsekihô ni yoru kôsatsu―. A New Attempt of Comparative Study of
Vocabulary 6. International Symposium, Comparative Studies of Vocabulary Part
II. Graduate School of International Development. University of Nagoya. Tajima
Ikudo. Ed.
19. Djodjok
Soepardjo. 2000. Imi Bunya Betsu Kôzô Bunsekihô ni yoru Indonesiago no
Tokuchô―A New Attempt of Comparative Study of Vocabulary 6. International
Symposium, Comparative Studies of Vocabulary Part II. Graduate School of
International Development. University of Nagoya. Tajima Ikudo. Ed.
20. Djodjok
Soepardjo. Obata Masayuki. 2001. Nihongo Nôryoku Shiken 3 Kyû-4 Kyû Tangoshû.
Penerbit Bintang.
21. Djodjok
Soepardjo. 2002. Surabaya Kokuritsu Daigaku ni Okeru Nihongo Kyôiku no Genjô
to Mondaiten. Seminar Internaional. Tsunghai University. Taiwan.
22. Djodjok
Soepardjo. 2004. Nihongo Kyôiku Kihon Goi to “Minna no Nihongo” Kumpulan
Makalah International Symposium, Comparative Study of Vocabulary Part IV.
PT. Pustaka Lintas Budaya.
23. Djodjok
Soepardjo. 2004. Indonesiago to Nihongo to no Bunka Goi Hikaku Kenkyû---Imi
Bunya Betsu Kôzô Bunsekihô no Taiô no Kokoromi----. Kumpulan Makalah
International Symposium, Comparative Study of Vocabulary Part V. UV ULA Press
24. Djodjok
Soepardjo. 2004. “Kihongo Nisen” to
“Minna no Nihongo” Goi Hikaku Kenkyū no Kanten kara. International
Symposium, Comparative Study of Vocabulary Part VI, Tajima Ikudo, Kim Jiksoo,
Shin Minchul Ed. Gran Aid for Scientific Research. Hannam University. Korea.
25. Djodjok
Soepardjo. 2004. Indonesiago Yaku no “Madogiwa
no Totto chan” ni okeru “nya Keitai” ni tsuite. International Symposium,
Comparative Study of Vocabulary Part VII, Tajima Ikudo, Song Youngbin, Lee
Yongbaek Ed..Gran Aid for Scientific Research. Eihwa University, Korea.
26. Djodjok Soepardjo. 2004. Indonesiago ni Okeru Imi Koodozuke no
Shomondai sono 1. Setsubiji “–an” ni Tsuite. Seminar Comparative Study of
Vocabulary. Aichi Gakuin University. 28 Agustus 2004.
27. Djojdjok
Soepardjo.2005. Indonesiago yaku no “Madogiwa no Totto-chan” ni okeru
kandôushi ni Tsuite. Sekko University, China. 16-18 Oktober 2005.
28. Djojdjok
Soepardjo.2006. Nihongo to Indonesigo to no Hikaku Goi
Kenkyū―Kikangoi ni Okeru Ryôgengo no Meishi no Imi Kôzô o Tsushin ni ―. International Symposium, Comparative
Study of Vocabulary Part X, Tajima Ikudo, Hirose Eishi. Grant – in- Aid for
Scientific Research. Aichi Gakuin University. 2-3 September 2006.
29. Djojdjok
Soepardjo.2006. Komunikasi Interkultural dalam Pendidikan Bahasa Jepang.,
Seminar International Kajian Jepang, Universitas Airlangga.
30. Djodjok
Soepardjo.2007. Pendidikan Bahasa Jepang
Dilihat dari Perspektif Sastra Jepang. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa
Jepang. Universitas Negeri Surabaya.
31. Djodjok
Soepardjo.2008. Bagaimana Belajar di
Jepang dengan Memahami Budayanya. Seminar How to Study Abroad. Institut
Sepuluh November. Surabaya 25 April 2008.
32. Djodjok Soepardjo
& Fajar Hadi. 2008. Friendly
–Friendly Fortune Come- Penerbit, Lutfansah Mediatama.
33. Djodjok Soepardjo.
2010. Indonesia ni Okeru Nihongo
Kyoushi Senmonka Kyouiku no Houshin. International
Symposium. Osaka Univinersity. Japan. 20 maret
2010.
34. Djodjok Soepardjo. 2011. Semantik
Kognitif dan Pembelajaran Bahasa Jepang. Seminar International. Pascasarjana,
Unipersitas Pendidikan Indonesia 22 Nopemner 2011
35. Djodjok Soepardjo. 2011.Bagaimana
Menjadi Guru Bahasa Jepang Profesional. International Symposium &
Workshop How to Prepare Japanese Professional Teacher. Universitas Negeri
Surabaya. 2-3 Desember 2011.
36. Djodjok Soepardjo.2012. Jepang
Sebagai Model Modernisasi Asia Tenggara.
Seminar Internasional Budaya Asia Tenggara. Fakultas Bahasa dan Seni
UNESA , 16 Juli 2012
37. Djodjok Soepardjo.2013. Lingustik
Jepang. Penerbit Bintang
28. Djodjok Soepardjo.2013. Gairah Hidup. Penerbit Bintang.
(San)
No comments:
Post a Comment