Oentoeng Poedjadi Bertaraf
Internasional
Sebagai
fakultas yang memiliki visi untuk menjadi fakultas berbasis penelitian,
mandiri, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif secara global dan berlandaskan
kepribadian bangsa serta menghasilkan tenaga kependidikan dan nonkependidikan
yang profesional di bidang ilmu keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Surabaya terus berupaya melakukan perbaikan di bidang
akademik, teknologi informasi, serta sarana dan prasarana. Satu persatu
prestasi terus didulang untuk melenggang di kancah nasional bahkan
internasional.
BERTARAF INTERNASIONAL: Inilah Lapangan Atletik Oentoeng Poedjadi-FIK yang memiliki delapan lintasan lari. |
Fakultas yang berada di
wilayah kampus Lidah Wetan itu dulunya belum bernama FIK. Pada tahun 1963 FIK
masih bernama STO. Asal mula penamaan STO adalah dari kursus B-1 (1951) di
Bandung dan selanjutnya berintegrasi dengan IKIP Negeri Surabaya menjadi FKIK
(1977) yang belakangan ini namanya berubah menjadi FIK Unesa (1999). Perubahan
itu didasarkan atas turunnya Kepres RI No. 34 tahun 1971 maupun SK Dirjen
Dikti. Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional No. 172/Dikti/Kep/1999 tanggal 26 April 1999, IKIP Negeri Surabaya
diizinkan membentuk program studi S1 nonpendidikan. Saat ini Fakultas Ilmu
Keolahragaan mempunyai tiga jurusan yaitu Jurusan Pendidikan Olahraga, Jurusan
Pendidikan Kepelatihan, serta Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi.
1.
Keunggulan
Akademik
Dari ketiga jurusan
yang dimiliki FIK, dua diantaranya telah terakreditasi A. Kedua jurusan itu
adalah Jurusan Pendidikan Olahraga dan Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
Hal itu sesuai SK Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Depdiknas
yang menyatakan bahwa kedua jurusan di depan telah terakreditasi dengan peringkat
A.
Jurusan Pendidikan
Olahraga memayungi program studi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan
Rekreasi. Ada satu dosen yang sudah bergelar guru besar, tiga doktor, 20 dosen
bergelar magister, dan delapan dosen bergelar sarjana. Sementara itu, Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga memayungi program studi S1 Pendidikan
Kepelatihan Olahraga yang terdiri dari dua dosen bergelar guru besar, tujuh
doktor, 21 dosen bergelar magister, dan tiga dosen bergelar sarjana. Jurusan
Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi sendiri memayungi program studi S1 Ilmu
Keolahragaan. Ada satu dosen yang sudah bergelar guru besar, lima doktor, 17
dosen bergelar magister, dan dua dosen bergelar sarjana.
Keunggulan di bidang
jurusan dan prodi di depan juga berimbang dengan perkuliahannya. Pembelajaran
di FIK lebih menekankan pada pendekatan kontekstual (CTL). Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan fakta dalam
kehidupan siswa. Hal itu ditegaskan sendiri oleh Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Dr. Agus Harianto, M.Kes.
“Pendekatan CTL tampak
sekali pada pembelajaran di FIK. Dengan pendekatan ini mahasiswa tidak hanya
kenal teori, tapi juga awam pada realita yang ada. Diambil saja contoh mata
kuliah seminar. Mahasiswa tidak hanya tahu tentang teori seminar, tapi di akhir
mahasiswa dituntut untuk bisa berseminar, minimal se-Jatim sampai nasional,”
terang Agus.
Penerapan CTL, lanjut
Agus, menguntungkan mahasiswa yang mengikuti training center (TC). Training
centre merupakan pemusatan latihan di berbagai daerah untuk mengikuti kejuaraan
olahraga nasional bahkan internasional seperti Sea Games, Asian Games, South
East Asian Games, Olimpiade, Pon, dan lain-lain. Cabang-cabang olahraga yang masuk
daftar TC diantaranya atletik, sepakbola, softball,
hockey, panjat tebing, balap sepeda,
dan masih banyak lagi. Selama masa pertandingan, mahasiswa yang mengikuti TC
diberi layanan khusus dalam perkuliahan.
“Masa-masa TC tentu
membutuhkan waktu lama, sementara mereka harus meninggalkan kuliahnya di
kampus. Untuk itulah metode e-learning
kami suguhkan kepada mereka. Dengan e-learning,
mahasiswa TC masih bisa mengirim tugas kuliah walaupun tanpa tatap muka. UAS
online pun sudah tidak asing lagi,” papar dekan lulusan Universitas Airlangga
itu.
Mahasiswa TC adalah
mahasiswa pilihan yang sudah terseleksi dari penelusuran minat dan kemampuan
(PMDK). Karena itulah mengapa mahasiswa reguler sulit sekali mengikuti TC.
Mahasiswa yang lolos TC akan mewakili Jatim dalam ajang olahraga nasional dan
internasional. Masa pertandingan yang panjang membuat mereka hanya bisa
berkuliah satu dua kali saja. Untuk itulah mereka dilayani dengan e-learning serta tentu saja bayaran dari
pemerintah.
2. Keunggulan Sarana dan Prasarana
a. Ruang
Perkuliahan
FIK
mempunyai tiga gedung berlantai tiga, dua gedung dibagi untuk tiga juruan yang
terdiri atas ruang perkuliahan sesuai program studi dan jurusan. Semua ruang
perkuliahan dilengkapi dengan papan whiteboard,
LCD/OHP, dan layar LCD/OHP. Sedangkan satu gedung utama digunakan sebagai
gedung fakultas yang meliputi ruang pimpinan fakultas, ruang administrasi,
ruang sidang, auditorium, dan ruang laboratorium komputer.
b. Perpustakaan
FIK
mempunyai ruang baca di setiap jurusan dan perpustakaan fakultas. Koleksi buku
dan literatur bidang keolahragaan, kesehatan, dan bidang lainnya cukup lengkap.
Perpustakaan selain digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, juga
digunakan sebagai literatur dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah termasuk
skripsi.
c. Laboratorium
FIK
mempunyai laboratorium untuk menunjang pelaksanaan perkuliahan. Laboratorium
mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Penyediaan
laboratorium di FIK didasari atas pemahaman mengenai suatu teori yang didukung
dengan peralatan yang memadai.
d. Sarana
Olahraga
1) Kolam
renang bertaraf internasional;
2) Pusat
Kebugaran dan Laboratorium Olahraga (Sport Science Fitness Centre);
3) gedung
olahraga (indoor): bulutangkis,
bolavoli, tenis meja, futsal, bolabasket three on three, sepak takraw, senam,
dan tinju;
4) outdoor:
sepakbola, bolavoli (pasir/pantai), softball/baseball, hockey, bolabasket,
tenis lapangan, atletik (syntetic track),
dan lain-lain.
Selain kolam renang
bertaraf internasional, FIK juga memiliki fasilitas lain yang patut dinggulkan,
yaitu lapangan atletik sintetis Oentoeng Poedjadi. Oentoeng Poedjadi merupakan
seorang atlet lompat galah yang sempat memegang juara PON. Lapangan yang
dibangun sejak April 2010 itu sempat diresmikan oleh Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora) Andi A. Mallarangeng pada 5 Desember 2010.
“Lapangan atletik kami
memiliki delapan lintasan. Unesa adalah satu-satunya perguruan tinggi yang
memiliki lintasan lari berjumlah delapan, dan itu sudah bertaraf
internasional,” ujar Agus bangga.
Selain itu, Pusat
Kebugaran dan Laboratorium Olahraga (Sport Science Fitness Centre) yang
dimiliki Unesa adalah nomor satu di Indonesia. Selain kelengkapan pada
alat-alat fitness, Sport Science Fitness Centre (SSFC) dapat menangani pemulihan kebugaran dengan menggunakan proses spa. Pemulihan kesehatan
dan kebugaran melalui spa yang berkembang di masyarakat juga diikuti
pengembangan ilmu secara alamiah oleh FIK dengan berbagai model untuk pemulihan
kebugaran jasmani. Laboratorium itu dilengkapi dengan whirepool untuk proses pemulihan kebugaran dengan menggunakan air
yang di sampingnya dilengkapi dengan “sauna” yang menggunakan berbagai macam
aroma. Pemulihan kebugaran dengan menggunakan massage ditangani oleh masseur
yang terlatih dengan menggunakan berbagai metode yang berkembang di masyarakat,
seperti body massage dengan
menggunakan berbagai aromatherapy. Di
samping itu disiapkan pula ruang massage
yang nyaman dan dilengkapi musik pengusir stres.
“Untuk
ke depannya, kami berencana membangun lapangan futsal dan lapangan basket di
area SSFC,” tambah Agus.
3. Keunggulan Teknologi Informasi
Seperti telah
diungkapkan di depan, FIK memberikan pelayanan pada mahasiswa TC dengan e-learning. Walaupun tanpa tatap muka, e-learning sangat membantu mahasiswa
untuk tetap konsekuen pada tugas-tugas perkuliahan. Namun kondisi itu masih
terkendala oleh bandwith yang belum
mampu menampung beban jumlah dosen, ditambah lagi beban mahasiswa pada
masa-masa KRS online. Dosen pun akan sulit menerima tugas mahasiswa TC.
“Untuk itulah kami
memasang bandwith sendiri. Saat ini
jaringan internet FIK sudah lancar sehingga semua warga kampus dapat
memanfaatkannya dengan baik,” tandas dosen kelahiran Kediri, 16 Agustus 46
tahun silam itu (San).
No comments:
Post a Comment