Background

Tuesday, June 18, 2013

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya


 Oentoeng Poedjadi Bertaraf Internasional
Sebagai fakultas yang memiliki visi untuk menjadi fakultas berbasis penelitian, mandiri, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif secara global dan berlandaskan kepribadian bangsa serta menghasilkan tenaga kependidikan dan nonkependidikan yang profesional di bidang ilmu keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya terus berupaya melakukan perbaikan di bidang akademik, teknologi informasi, serta sarana dan prasarana. Satu persatu prestasi terus didulang untuk melenggang di kancah nasional bahkan internasional. 

BERTARAF INTERNASIONAL: Inilah Lapangan Atletik Oentoeng Poedjadi-FIK yang memiliki delapan lintasan lari.


Fakultas yang berada di wilayah kampus Lidah Wetan itu dulunya belum bernama FIK. Pada tahun 1963 FIK masih bernama STO. Asal mula penamaan STO adalah dari kursus B-1 (1951) di Bandung dan selanjutnya berintegrasi dengan IKIP Negeri Surabaya menjadi FKIK (1977) yang belakangan ini namanya berubah menjadi FIK Unesa (1999). Perubahan itu didasarkan atas turunnya Kepres RI No. 34 tahun 1971 maupun SK Dirjen Dikti. Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional No. 172/Dikti/Kep/1999 tanggal 26 April 1999, IKIP Negeri Surabaya diizinkan membentuk program studi S1 nonpendidikan. Saat ini Fakultas Ilmu Keolahragaan mempunyai tiga jurusan yaitu Jurusan Pendidikan Olahraga, Jurusan Pendidikan Kepelatihan, serta Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi.

1.       Keunggulan Akademik
Dari ketiga jurusan yang dimiliki FIK, dua diantaranya telah terakreditasi A. Kedua jurusan itu adalah Jurusan Pendidikan Olahraga dan Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Hal itu sesuai SK Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Depdiknas yang menyatakan bahwa kedua jurusan di depan telah terakreditasi dengan peringkat A.
Jurusan Pendidikan Olahraga memayungi program studi S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi. Ada satu dosen yang sudah bergelar guru besar, tiga doktor, 20 dosen bergelar magister, dan delapan dosen bergelar sarjana. Sementara itu, Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga memayungi program studi S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang terdiri dari dua dosen bergelar guru besar, tujuh doktor, 21 dosen bergelar magister, dan tiga dosen bergelar sarjana. Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi sendiri memayungi program studi S1 Ilmu Keolahragaan. Ada satu dosen yang sudah bergelar guru besar, lima doktor, 17 dosen bergelar magister, dan dua dosen bergelar sarjana.
Keunggulan di bidang jurusan dan prodi di depan juga berimbang dengan perkuliahannya. Pembelajaran di FIK lebih menekankan pada pendekatan kontekstual (CTL). Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan fakta dalam kehidupan siswa. Hal itu ditegaskan sendiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Dr. Agus Harianto, M.Kes.
“Pendekatan CTL tampak sekali pada pembelajaran di FIK. Dengan pendekatan ini mahasiswa tidak hanya kenal teori, tapi juga awam pada realita yang ada. Diambil saja contoh mata kuliah seminar. Mahasiswa tidak hanya tahu tentang teori seminar, tapi di akhir mahasiswa dituntut untuk bisa berseminar, minimal se-Jatim sampai nasional,” terang Agus.
Penerapan CTL, lanjut Agus, menguntungkan mahasiswa yang mengikuti training center (TC). Training centre merupakan pemusatan latihan di berbagai daerah untuk mengikuti kejuaraan olahraga nasional bahkan internasional seperti Sea Games, Asian Games, South East Asian Games, Olimpiade, Pon, dan lain-lain. Cabang-cabang olahraga yang masuk daftar TC diantaranya atletik, sepakbola, softball, hockey, panjat tebing, balap sepeda, dan masih banyak lagi. Selama masa pertandingan, mahasiswa yang mengikuti TC diberi layanan khusus dalam perkuliahan.
“Masa-masa TC tentu membutuhkan waktu lama, sementara mereka harus meninggalkan kuliahnya di kampus. Untuk itulah metode e-learning kami suguhkan kepada mereka. Dengan e-learning, mahasiswa TC masih bisa mengirim tugas kuliah walaupun tanpa tatap muka. UAS online pun sudah tidak asing lagi,” papar dekan lulusan Universitas Airlangga itu.
Mahasiswa TC adalah mahasiswa pilihan yang sudah terseleksi dari penelusuran minat dan kemampuan (PMDK). Karena itulah mengapa mahasiswa reguler sulit sekali mengikuti TC. Mahasiswa yang lolos TC akan mewakili Jatim dalam ajang olahraga nasional dan internasional. Masa pertandingan yang panjang membuat mereka hanya bisa berkuliah satu dua kali saja. Untuk itulah mereka dilayani dengan e-learning serta tentu saja bayaran dari pemerintah.

2.  Keunggulan Sarana dan Prasarana
a.   Ruang Perkuliahan
FIK mempunyai tiga gedung berlantai tiga, dua gedung dibagi untuk tiga juruan yang terdiri atas ruang perkuliahan sesuai program studi dan jurusan. Semua ruang perkuliahan dilengkapi dengan papan whiteboard, LCD/OHP, dan layar LCD/OHP. Sedangkan satu gedung utama digunakan sebagai gedung fakultas yang meliputi ruang pimpinan fakultas, ruang administrasi, ruang sidang, auditorium, dan ruang laboratorium komputer.
b.  Perpustakaan
FIK mempunyai ruang baca di setiap jurusan dan perpustakaan fakultas. Koleksi buku dan literatur bidang keolahragaan, kesehatan, dan bidang lainnya cukup lengkap. Perpustakaan selain digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, juga digunakan sebagai literatur dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah termasuk skripsi.
c.   Laboratorium
FIK mempunyai laboratorium untuk menunjang pelaksanaan perkuliahan. Laboratorium mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Penyediaan laboratorium di FIK didasari atas pemahaman mengenai suatu teori yang didukung dengan peralatan yang memadai.
d.  Sarana Olahraga
1)  Kolam renang bertaraf internasional;
2)  Pusat Kebugaran dan Laboratorium Olahraga (Sport Science Fitness Centre);
3)  gedung olahraga (indoor): bulutangkis, bolavoli, tenis meja, futsal, bolabasket three on three, sepak takraw, senam, dan tinju;
4)  outdoor: sepakbola, bolavoli (pasir/pantai), softball/baseball, hockey, bolabasket, tenis lapangan, atletik (syntetic track), dan lain-lain.

Selain kolam renang bertaraf internasional, FIK juga memiliki fasilitas lain yang patut dinggulkan, yaitu lapangan atletik sintetis Oentoeng Poedjadi. Oentoeng Poedjadi merupakan seorang atlet lompat galah yang sempat memegang juara PON. Lapangan yang dibangun sejak April 2010 itu sempat diresmikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi A. Mallarangeng pada 5 Desember 2010.
“Lapangan atletik kami memiliki delapan lintasan. Unesa adalah satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki lintasan lari berjumlah delapan, dan itu sudah bertaraf internasional,” ujar Agus bangga.
Selain itu, Pusat Kebugaran dan Laboratorium Olahraga (Sport Science Fitness Centre) yang dimiliki Unesa adalah nomor satu di Indonesia. Selain kelengkapan pada alat-alat fitness, Sport Science Fitness Centre (SSFC) dapat menangani pemulihan kebugaran dengan menggunakan proses spa. Pemulihan kesehatan dan kebugaran melalui spa yang berkembang di masyarakat juga diikuti pengembangan ilmu secara alamiah oleh FIK dengan berbagai model untuk pemulihan kebugaran jasmani. Laboratorium itu dilengkapi dengan whirepool untuk proses pemulihan kebugaran dengan menggunakan air yang di sampingnya dilengkapi dengan “sauna” yang menggunakan berbagai macam aroma. Pemulihan kebugaran dengan menggunakan massage ditangani oleh masseur yang terlatih dengan menggunakan berbagai metode yang berkembang di masyarakat, seperti body massage dengan menggunakan berbagai aromatherapy. Di samping itu disiapkan pula ruang massage yang nyaman dan dilengkapi musik pengusir stres.
“Untuk ke depannya, kami berencana membangun lapangan futsal dan lapangan basket di area SSFC,” tambah Agus.

3.  Keunggulan Teknologi Informasi
Seperti telah diungkapkan di depan, FIK memberikan pelayanan pada mahasiswa TC dengan e-learning. Walaupun tanpa tatap muka, e-learning sangat membantu mahasiswa untuk tetap konsekuen pada tugas-tugas perkuliahan. Namun kondisi itu masih terkendala oleh bandwith yang belum mampu menampung beban jumlah dosen, ditambah lagi beban mahasiswa pada masa-masa KRS online. Dosen pun akan sulit menerima tugas mahasiswa TC.
“Untuk itulah kami memasang bandwith sendiri. Saat ini jaringan internet FIK sudah lancar sehingga semua warga kampus dapat memanfaatkannya dengan baik,” tandas dosen kelahiran Kediri, 16 Agustus 46 tahun silam itu (San).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

No comments:

Post a Comment