New Pallapa
Menggoyang Unesa
Akhirnya Unesa genap
berumur 48 tahun. Peringatan hari jadi itu dirayakan Unesa dengan menggelar event-event meriah. Hari ini, Minggu (16/12/2012), puncak
peringatan hari jadi tersebut diisi dengan kegiatan jalan sehat dan berakhir
dengan konser dari Orkes Melayu (OM) New Pallapa. Seluruh kemeriahan terangkum
dalam Dies-Natalis ke-48 Universitas Negeri Surabaya.
SEMANGAT: Ratusan peserta mengikuti kegiatan jalan sehat Dies-Natalis ke-48 Unesa.
Pagi itu cuaca cerah. Gegap gempita peserta jalan
sehat mengawali kegiatan akbar yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri
Surabaya. Acara yang bertajuk hari jadi itu mampu menyedot ratusan pengunjung
baik dari sivitas akademika maupun penduduk sekitar. Dengan ditandai tembakan
pistol, jalan sehat pun dimulai dari GOR Bima Kampus Unesa Lidah Wetan
menyusuri rute-rute sepanjang kampus FBS, FIP, gerbang utama Unesa, hingga
masuk ke kawasan Citra Land. Setelah
berbelok ke kampus FIK, jalan sehat pun berakhir kembali di GOR Bima Unesa.
Saat baru beberapa langkah, peserta sempat digegerkan dengan penyebaran tiket
oleh panitia. Tiket jalan sehat seharga Rp2500,00 itu tersisa banyak sehingga
panitia mengikhlaskan tiket-tiket tersebut untuk disebar kepada peserta. Kontan
saja kegaduhan terjadi karena tiket yang tidak seberapa banyak tersebut harus
diperebutkan oleh peserta yang tidak sedikit jumlahnya. Jalan sehat yang
berlangsung mulai pukul 06.30—07.30 tersebut juga dihadiri oleh
rektor Unesa, Prof. Dr. Muchlas Samani, Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum., Pembantu
Rektor III, Prof. Dr. Warsono, M.S., Pembantu Rektor
IV, Prof. Dr. H. Nurhasan, M.Kes., para dekan, serta
dosen-dosen selingkung Unesa. Dengan dikawal
oleh Unit Lantas Polsek Lakarsantri, acara jalan sehat dapat dikatakan
berlangsung lancar.
Seperti yang telah diinformasikan sebelumnya,
kegiatan jalan sehat ini memperebutkan hadiah utama berupa satu unit motor
Honda Beat injection dan satu unit Honda Scoopy. Ada pula sederet hadiah lain
seperti lemari
es, televisi berwarna 21”, 10 sepeda gunung, tape compo, DVD Player,
kipas angin, serta puluhan hadiah lainnya dengan total puluhan juta rupiah.
Dan yang ditunggu-tunggu pun tiba, pengundian hadiah
jalan sehat serta penampilan dari bintang tamu yakni Orkes Melayu (OM) New
Pallapa. Orkes dangdut langganan Unesa ini sudah tidak asing
lagi bagi pecinta dangdut panggung, terutama di walayah Jatim dan Jateng bagian
timur. Grup dangdut asal Sidoarjo itulah yang kerap memainkan warna musik
dangdut berirama koplo. Penampilan mereka pun sering kita lihat melaui VCD-VCD
bajakan yang dijual di lapak-lapak di berbagai tempat pinggir jalan.
Pengundian hadiah pertama kali dilakukan oleh
Nurhasan selaku Pembantu Rektor III untuk memperebutkan 5 kipas angin standing Cosmos serta satu sepeda gunung
yang dipersembahkan oleh bank BRI. Tawa kesenangan bagi para pemenang, dan
keluh kekecewaan bagi mereka yang tidak tembus undian. Namun kekecewaan mereka
sedikit terobati setelah New Pallapa mulai beraksi dengan penampilan artis
pertamanya, Brodin. Dengan diiringi Ramayana soundsystem, tidak hanya musik yang menggelegar namun semangat
penonton juga ikut menggelegar. Banyak di antara mereka yang ikut bergoyang
mengikuti irama. Selain Brodin, hari itu New Pallapa juga memboyong beberapa
artis wanitanya seperti Ayu Arsitha, Anisa Rahma, Devi Aldyva, Dwi Ratna, Elsa
Safira, Andin Selya, dan tentu saja si favorit Lilin Herlina. Penampilan
wanita-wanita cantik ini semakin menambah gairah penonton untuk berdendang dan
bergoyang. Suasana semakin panas saat mereka juga mengajak petinggi-petinggi Unesa
untuk ikut bernyanyi di atas panggung. Namun semakin siang, jumlah penonton
dari kubu Unesa semakin berkurang. Penonton lebih banyak berasal dari warga
setempat, seperti bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak, dan yang lebih banyak adalah
anak muda. Yang paling menarik adalah kedatangan beberapa penonton dari bonek
dan deltras yang semakin menambah heboh suasana.
KELAPARAN: Di tengah terik matahari, ketiga bocah ini menghabiskan mi goreng dengan lahapnya tanpa mengindahkan peserta jalan sehat yang lain.
Pemenang satu unit motor masing-masing adalah Puji
Astuti dan Supriadi. Supriadi adalah karyawan BAUK Unesa yang membawa pulang
Honda Scoopy, sedangkan Puji Astuti adalah pemenang Honda Beat. Menariknya, ia
bukanlah warga Unesa. Ibu rumah tangga ini adalah warga Simowau Baru Gang Duku
9, Sepanjang, Sidoarjo. Ia mengaku mendapatkan info jalan sehat tersebut dari
rekannya yang bekerja di Unesa Ketintang.
”Ini baru pertama kalinya saya mengikuti jalan
sehat. Tahu-tahu langsung dapat motor. Rasanya senang sekali. Tidak sia-sia
saya memborong 10 tiket,” ungkap Puji dengan suara gemetar.
Saat dimintai komentarnya tentang perayaan jalan
sehat, Puji mencoba menjawab dengan setengah bercanda.
“Saya berharap tahun depan hadiahnya bisa lebih
banyak, jadi saya akan semangat untuk ikut lagi,” celotehnya sambil tersenyum.
Selain kegiatan jalan sehat dan penampilan dari New
Pallapa, perayaan Dies-Natalis juga diisi dengan bazar-bazar dari kelompok
mahasiswa maupun organisasi tertentu. Bazar-bazar tersebut menjual berbagai
kuliner, produk, dan jasa. Bazar-bazar tersebut diantaranya adalah stand Dharma Wanita Persatuan Kantor
Pusat Unesa, stand alumni tata
busana, Unesa enterpreneur centre,
pijat gratis dari UKM message Unesa,
bazar kewirausahaan FMIPA, UKM FIP Unesa, stand
produk Caplang, serta salon dan spa juga turut menawarkan jasanya.
Diantara bazar-bazar tersebut, bazar makanan dan
minumanlah yang paling laris dikunjungi orang. Kuliner yang ditawarkan pun
beragam, mulai dari nasi bungkus, minuman olahan, es krim, camilan, kue basah,
kue kering, dan makanan penggugah selera lain. Salah satu bazar, yaitu Unesa enterpreneur centre menawarkan kuliner,
produk, dan jasa sekaligus. Jasa yang mereka tawarkan misalnya beras call delivery, printing, sablon digital,
studio photo, aino english, kampung@net, rental,
distributor sampah non organik, kuas kanvas dot.com, dan sunrise picture.
Bazar yang berbeda dari bazar-bazar lain adalah
pameran foto “Sumba Timur dalam Bingkai”. Bazar yang bertema “Sepatu untuk
Sumba Timur” ini diadakan oleh lulusan SM3T Sumba Timur gelombang pertama. Sesuai
dengan namanya, dalam bazar ini dipajang puluhan foto masyarakat Sumba Timur
dengan lingkungan dan adat istiadat yang masih natural. Dipamerkan pula
pernak-pernik dari Sumba Timur, seperti selendang tenun, sirih pinang, parang,
gelang, tali pengikat pinggang, serta sebuah buku hasil karya para pejuang SM3T
berjudul “Ibu Guru Saya Ingin Membaca”. Tujuan dari bazar ini adalah dalam
rangka meminta bantuan untuk anak sekolah di Sumba Timur berupa sepatu,
seragam, buku, dan lain-lain. Pengadaan bazar ini dilatarbelakangi fakta bahwa
anak-anak sekolah di Sumba Timur telah terbiasa berjalan kaki sejauh enam
kilometer demi bersekolah dengan seragam lusuh satu-satunya yang hanya dicuci
sekali dalam sepekan, dan tanpa alas kaki. Walaupun begitu, anak-anak itu tetap
tegar mengayun langkah, menyusuri bukit dan lembah, meniti jalan masa depan.
IKON: Retno, salah seorang panitia pameran foto "Sumba Timur dalam Bingkai" sedang memamerkan wadah sirih pinang dari Sumba Timur.
Untuk sebagian orang, perayaan Dies Natalis kali ini
mungkin meriah mungkin tidak. Antara mahasiswa, masyarakat, dan pegawai Unesa
memiliki pandangan sendiri-sendiri dalam memaknai acara kali ini. Risa, seorang
mahasiswa mengaku kurang puas pada hal-hal tertentu.
“Jumlah mahasiswa tidak sebanding dengan masyarakat
yang hadir, tempat pun juga kurang luas. Tapi hebohnya tetap luar biasa,”
tanggapnya dengan semangat.
Berbeda dengan Risa, seorang warga bernama Amirul
menyatakan puas dengan acara kali ini walaupun ia baru pertama kali mengikuti.
“Tidak masalah saya dapat hadiah atau tidak, yang
penting saya turut dalam kemeriahan ini,” celotehnya sambil tertawa.
Terakhir adalah pendapat dari Eko, seorang pegawai
dari percetakan Unipress Unesa.
“Saya dan keluarga selalu mengikuti perayaan Dies
Natalis tiap tahunnya. Sebuah agenda keluarga yang wajib diikuti,” tuturnya
senang (San).
No comments:
Post a Comment