Langsung ke Tidak
Langsung
1
|
Meskipun
Pak Budi memiliki hektarean sawah, rumah bertingkat dan berhalaman luas,
puluhan mobil dan perusahaan di berbagai tempat, namun dia sangat pelit.
Ketika ada pembangunan masjid di kompleks rumahnya, tak sedikit pun dia
memberikan sumbangan. Para tetangga yang meminta pinjaman juga tak pernah diberi.
|
2
|
Ayu
adalah gadis hitam manis yang lembut dan ramah. Dia memiliki ukuran tubuh
yang lebih mungil dari teman-teman sebayanya. Ayu punya banyak teman, salah
satunya Lisa. Lisa merasa sangat nyaman berteman dengan Ayu karena menurutnya
Ayu adalah teman yang baik.
|
3
|
Meskipun
gadis itu berasal dari keluarga kaya,
dia tetap pemalu dan cenderung tertutup.
|
4
|
Andi adalah seorang anak yang penurut. Dia juga jarang keluar rumah
karena tidak percaya diri untuk bergaul dengan teman-teman di lingkungan
sekitarnya. Selain itu, dia merupakan anak yang penyabar dan tidak mudah
marah. Akan tetapi, itu tidak membuatnya mudah terintimidasi oleh orang lain.
Dia seorang anak yang kuat hatinya.
|
5
|
Paijo adalah seorang petani desa yang sangat
penyabar, suka beribadah, dan banyak amalnya. Hari-hari yang dia lewati
hanyalah bekerja di ladang. Maklumlah, dia seorang pekerja keras.
|
Tidak Langsung ke Langsung
1
|
"Ih,
Rara itu emang suka bohong, ya!
Katanya ngerjain PR sendiri.
Nyatanya ngerjain bareng guru
lesnya. Huh!"
|
2
|
"Nana
nggak mau! Pokoknya harus hari ini!
Kalau nggak dibeliin hari ini, Nana
mau kabur dari rumah!"
|
3
|
“Eh,
maafkan aku,” ucap Mira.
“Maaf
maaf, kalau jalan pake mata, jangan
maen tabrak orang. Lihat buku dan iPad
milikku jatuh. Bagaimana kalau rusak? Mau tanggung jawab ?” bentak Indri.
“Tapi aku tidak
sengaja,” sesal Mira.
|
4
|
”Aku tidak
peduli! Pokoknya hari ini, malam ini, detik ini juga kalian angkat kaki dari
rumah ini!” Sang juragan menatap Adi dan ibunya dengan mata penuh api.
”Juragan,
kasihanilah kami. Beri waktu seminggu lagi, kami akan segera lunasi uang
kontrakan.” Ibu memandang sang juragan dengan air mata berlinang.
|
5
|
"Ayo
Adi, bangun-bangun," kata ibu.
"Adi
masih ngantuk Bu," jawab Adi
malas.
"Sekarang
sudah pukul 07.00 Adi!" Kata ibu setengah marah.
Sontak aku
terkejut. Mataku yang masih ngantuk sekarang
menyala 100 watt. Langsung aku melompat dari tempat tidurku dan lari
terbirit-birit ke kamar mandi. Byurrrr... bunyi air yang kutimba.
Tanpa pamit ke ibu aku langsung mengayuh sepeda ke sekolah. Namun apa daya,
setibanya di sekolah bel tanda masuk sudah berbunyi. Ah! sialnya nasibku.
|
No comments:
Post a Comment