Idealis
yang Berkualitas
Hidup ini seperti air
yang mengalir, begitu ungkap Prof. Dr. Lies Amin Lestari, MA, M.Pd.,
dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, FBS UNESA, sekaligus
Assessor Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT).
Ditemui di ruang dosen jurusan Bahasa Inggris, Selasa (5/2/2012), ia
bercerita tpendidikannya yang entang riwayat begitu gemilang.
Memulai pendidikan di
tahun 1980 dengan mengantongi ijazah diploma dari IKIP Surabaya, guru
besar ini belum bisa melanjutkan keinginannya untuk sampai ke S1.
Baru pada tahun 1987, ia akhirnya berhasil mendapatkan gelar
sarjananya dari jurusan Bahasa Inggris pada universitas yang sama.
Prestasi gemilang ia perlihatkan saat menempuh program S2 di
University of Sheffield, UK, jurusan librarianship.
Di negara Britania Raya tersebut ia juga mendapatkan kesempatan untuk
magang selama tiga bulan di Central Lancaster University di bidang
yang sama, yaitu kepustakaan.
RAMAH: Inilah Lies Amin Lestari saat ditemui di di ruang dosen jurusan Bahasa Inggris, Selasa (5/2/2012)
“Walaupun hanya tiga
bulan, namun program magang ini telah memberikan pengalaman yang
membanggakan, khususnya untuk membandingkan bagaimana tata kerja
bidang kepustakaan di negara yang berbeda,” ungkap Lies di
tengah-tengah cerita.
Setelah pulang dari
Inggris, S2 Lies masih berlanjut di Universitas Negeri Malang dengan
mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Lulus tahun 2000, Lies
lantas mengambil S3 di universitas yang sama sampai mengantongi gelar
profesor pada tahun 2005.
Saat diminta menceritakan
pengalamannya sebagai pereview artikel ilmiah, Lies menyebutkan bahwa
semuanya bermula saat dirinya masih sebagai kerupuk bawang. Waktu itu
tahun 1997, tidak lama setelah ia diangkat menjadi dosen. Lies
tertarik menulis sebuah artikel untuk dipublikasikan pada seminar
internasional yang bertajuk budaya barat. Berkenalan dengan pembicara
seminar tersebut, mereka pun bertukar pikiran dan pengalaman untuk
sekadar membagi tips dalam menulis artikel dan mempublikasikannya di
jurnal ilmiah. Beberapa bulan setelah seminar tersebut, Lies
tiba-tiba mendapatkan surat dari redaktur jurnal yang memberi tawaran
apakah Lies mau memberikan tulisannya atau tidak untuk diterbitkan di
jurnal ilmiah dengan beberapa revisi. Tanpa pikir panjang lagi, Lies
menerima kesempatan emas tersebut. Sampai sekarang, ada lima artikel
ilmiah yang telah diterbitkan pada jurnal ilmiah terakreditasi
nasional.
“Sejak saat itu, saya
semakin rajin menulis artikel ilmiah. Yang menjadi panutan saya
adalah guru besar Budi Darma. Saya sering bertukar pikiran dengan
beliau dalam dunia kepenulisan. Namun pada tahun 2008, saya beralih
menulis paper. Dari dua jenis penelitian, yaitu penelitian lapangan
dan penelitian kepustakaan, saya lebih senang dengan penelitian
kepustakaan karena lebih efektif. Berbeda dengan penelitian lapangan
yang rumit, apalagi saat membuat SPJ,” keluhnya.
Penelitian terakhir yang
dilakukan Lies adalah penelitiannya terhadap label RSBI yang dimiliki
sekolah-sekolah. Penelitian itu dilatarbelakangi fakta, bahwa orang
tua lebih suka memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah RSBI. Apakah itu
adalah sebuah gengsi? Ataukah gaya hidup? Semuanya dikupas Lies dalam
penelitiannya tersebut.
Saat ditanya mengenai
dana, Lies mengaku telah menerima dana dari penelitian-penelitiannya.
Namun baginya, dana tersebut bukanlah tujuan utama. Yang terpenting
adalah bagaimana manfaat artikel itu dalam membagi pengetahuan pada
khalayak banyak.
Prestasi Lies semakin
berada di puncaknya saat Desember tahun lalu ia kembali diminta oleh
redaktur jurnal untuk mereview tulisan orang lain. Dengan jabatan
tersebut, Lies memiliki wewenang untuk memberi penilaian pada suatu
karya, apakah pantas diterbitkan di jurnal ilmiah atau tidak.
Saat ini, kesibukan
akademisnya sebagai seorang dosen dan assesor tidak membuat Lies
melupakan target hidupnya, yaitu bermanfaat bagi orang banyak.
“Saya tidak ingin
terlalu banyak bermimpi, yang terpenting adalah berusaha sebaik
mungkin. Tercapai atau tidaknya target tersebut adalah tergantung
dari niat kita masing-masing. Kendala pasti ada, namun saya tidak
pernah menganggapnya beban. Saya adalah orang yang idealis tapi tidak
mewah, namun berkualitas,” tutur Lies pasti.
Terakhir, ia mencoba
memberi tips pada para doktor dan kandidat guru besar supaya segera
dapat mencapai gelar profesor. Kunci utama adalah pandai menulis.
“Mereka harus bisa
menulis. Dua tulisan minimal, namun tidak boleh diterbitkan di kampus
sendiri melainkan di jurnal internasional atau lembaga lain. Mereka
juga harus tahan banting, artinya mau dinilai dan dikritik. Seminar
internasional bukan tolok ukur. Ukurannya adalah diterbitkan di
jurnal atau tidak,” terang perempuan kelahiran 51 tahun silam itu
(San).
No.
|
URAIAN
|
KETERANGAN
|
01.
|
NAMA
|
Prof.
Dr. Lies Amin Lestari, MA, M.Pd.
|
02.
|
TEMPAT,
TGL. LAHIR
|
Madiun,
12 Februari 1961
|
03.
|
JENJANG
PENDIDIKAN
|
|
04.
|
GURU
BESAR BIDANG
|
Bahasa
|
05.
|
JURUSAN/PRODI
|
Pendidikan
Bahasa Inggris
|
06.
|
FAKULTAS
|
Bahasa
dan Seni
|
KARYA
PENELITIAN:
PENELITIAN
YANG DIDANAI DP2M:
- Kajian Tentang Profil dan Kelayakan Buku Ajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan Kurikulum 1994 di SMP Negeri di Jawa Timur. 1997. (Ketua)
- Kepemimpinan dan Ketrampilan Memimpin Wanita Indonesia. (Laporan penelitian tidak diterbitkan). 1998. (Anggota)
- Meningkatkan Kualitas Isi dan Organisasi Karangan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris dalam Mata Kuliah Writing melalui Prosedur Pembelajaran yang Menggabungkan Pendekatan Proses dan Pendekatan Interaksional. 1999. (Ketua)
- Pengembangan Model Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Aktifitas Siswa Berbicara dalam bahasa Inggris di SLTP Negeri 06 Kab. Sidoarjo. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya. 2000. (Ketua)
PUBLIKASI
ARTIKEL ILMIAH PADA JURNAL ILMIAH TERAKREDITASI NASIONAL:
- A Sociolinguistic Analysis of ‘Gretings’ and ‘Introducing’: A Preliminary Study of Texts in English Textbooks Used at Junior High Schools. TEFLIN Journal, August, 1997. Pp. 116-127
- A Study of Characters of Robert Frost’s The Death of the Hired Man. Prasasti, 1998.
- English Classroom Culture Reformation: How Can It be Done? (TEFLIN Journal, August, 1999)
- Should English be a Compulsory in Primary School? (Bahasa dan Seni, XXXI(2) Agustus 2003
- The Interactional Approach to the Teaching of Writing and Its Implication on Second Language Acquisition (TEFLIN Journal, Februari 2008)
MAKALAH
DISAJIKAN DALAM SEMINAR INTERNASIONAL
- Changing Our English Classroom Culture: Is It Possible? Disajikan pada 1997 TEFLIN International Seminar di Universitas Maranatha Bandung, 1997.
- Discourse Analysis: An Alternative for Introducing Poetry to Beginners (Makalah disajikan pada 1998 TEFLIN International Seminar di Bandungan Semarang, 1998).
- Malaysian and Indonesian Children Stories and Folk Tales: A Society without Fathers (Makalah disajikan pada International Seminar on Indonesian Study di Universitas Indoinesia Jakarta, Juli 2009/ Penulis II)
- The Impact of the Utilization of New Technology Used for Cooking
on Every Day Javanese Vocabulary (Makalah disajikan pada 5th International Seminar on Austronesian Languages and Literature, Universitas Udayana, Denpasar, 19-20 Juli 2010)
- Teaching English along with Its Culture (Makalah disajikan pada The First Conference on English across Culture at Ganesha University of Education, Singaraja, 21-22 Oktober 2011)
MAKALAH
DISAJIKAN DALAM SEMINAR NASIONAL
- Kajian Tentang Profil dan Kelayakan Buku Ajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan Kurikulum 1994 di SMP Negeri di Jawa Timur (Disajikan pada Seminar Nasional hasil penelitian DP2M di Cisarua, Bogar, 1997)
- Penggabungan Pendekatan Proses dengan Pendekatan Interaksional dalam Pembelajaran Matakuliah ‘Writing”: Sebuah Alternative untuk Meningkatkan Kualitas karya Tulis Mahasiswa Jurusan Pendidikan bahasa Inggris (makalah disajikan pada Seminar Nasional Laporan Hasil Penelitian DP2M di Hotel Ambarukmo, Yogyakarata, Desember 2000.)
- The Interactional Approach to the Teaching of Writing and Its Contribution to Character Building Education (Disajikan pada Seminar on Current Trends in ELT and Literature, Universitas Gunadarma Jakarta, 26 September 2011)
No comments:
Post a Comment